ALLAH SWT mengutus para Nabi dan Rasul kepada manusia agar mau mengikuti petunjuk yang diberikan-Nya. Perjuangan para Nabi dan Rasul itu berat sekali. Banyak pengorbanan dan penderitaan yang dialami. Lalu mengapa Allah tidak memaksa manusia agar beriman kepada-Nya?
Jika saja Allah SWT, dengan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, memaksa manusia agar beriman, maka tidak harus sulit-sulit dengan mengajaknya lewat perantara?
Mengutip buku Anda Bertanya Islam Menjawab karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi, memanglah benar bahwasanya Allah mempu memaksa manusia agar beriman kepada-Nya. Tapi, Allah tidak mau melakukan itu. Bagi Allah, mengutus Rasul yang bertugas untuk memaksa setiap umat di zamannya mudah saja.
BACA JUGA: Mengimani Hari Kiamat Ala Syaikh Ramadhan al-Buthi
Mengapa Allah Tidak Memaksa Manusia agar Beriman?
Sebagaimana firman-Nya, “Jika kami kehendaki, niscaya kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepada-Nya,” (QS. Asy-Syuara: 4).
Pernah juga Allah mengutus Nabi dan Rasul dengan diberi kekuatan yang dahsyat dengan memaksa segala yang ada di atas bumi (pada masanya) untuk tunduk kepadanya.
Misalnya, Nabi Sulaiman AS. Beliau menguasai angin, memiliki pasukan tentara kuat yang terdiri dari manusia dan jin. Menguasai segala macam hewan dan dan paham bahasa hewan serta dijamin akan menang jika melawannya. Dengan gampang Allah mencipta Nabi dan Rasul seperti itu. Tetapi Allah tidak mau melakukannya untuk semua Rasul-Nya.
Allah menghendaki agar manusia datang kepada-Nya dengan pilihan hatinya sendiri. Itulah bedanya antara manusia dengan makhluk lainnya.
Manusia diminta dengan kesadarannya untuk beriman dan menyatakan, “Aku memilih keimanan dan ketaatan kepada-Mu, aku menjauhi semua larangan-Mu dengan menggunakan hak pilihanku yang Engkau berikan kepadaku agar pahala dan ganjaranku di sisi-Mu besar. Ya Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan pilihanku sendiri mengikuti jalan-Mu yang lurus.”
Meski banyak pendakwah yang telah menyampaikan perkara agama, namun masih saja banyak orang yang tidak mau beriman. Hal ini karena urusan hidayah adalah hak prerogatif Allah SWT. Para pendakwah hanya bisa beriktiar. Sedangkan hidayah tidak bisa kita paksakan.
Mengutip laman Republika, tafsir Alquran Al-Adhim, karya Ibnu Katsir, setidaknya menyebutkan ada 10 ayat yang menegaskan otoritas hidayah hanya ada pada Allah SWT. Tujuh di antaranya adalah:
Yunus ayat 99-100
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (99) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ (100
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
Hai Muhammad, niscaya Dia mengizinkan seluruh penduduk bumi untuk beriman kepada apa yang disampaikan olehmu kepada mereka, lalu mereka beriman semuanya. Akan tetapi, hanya Allah-lah yang mengetahui hikmah dalam semua apa yang dilakukan-Nya. Pengertiannya semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firmannya.
Mengapa Allah Tidak Memaksa Manusia agar Beriman?
Hud ayat 118-119
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”
Ar Raad ayat 31
أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا
“Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.”
Fathir ayat 8
يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ
“Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.”
Al Baqarah ayat 272
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya.” (Al Baqarah 272)
Mengapa Allah Tidak Memaksa Manusia agar Beriman?
BACA JUGA: Bagaimana Pandangan Islam tentang Psikologi?
Asy Syuara ayat 3
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“Boleh jadi kamu (Muhammad) membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.”
Al Qashash ayat 56
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sukai.”
Itulah penjelasan mengapa Allah SWT tidak memaksa manusia agar beriman kepada-Nya dan beberapa ayat soal hidayah merupakan hak Allah SWT. Tidak memaksa manusia agar beriman kepada-Nya kita lihat sebagai Maha Adil Allah SWT. Wallahu a’lam. []