JAKARTA— Memasuki tahun politik dan menuju Pemilihan Presiden 2019, 2 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia yakni, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sepakat untuk bersama-sama mengawal demokrasi di tahun politik.
Hal tersebut diutarakan oleh Pimpinan Muhammadiyah Haedar Nashir, Haedar Nasir saat bersilaturahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang langsung disambut oleh Said Aqil Siradj selaku Ketum PBNU.
“Kami akan kawal pilkada dengan dinamikanya. Jangan terlalu sedih, cengeng atau apa. Ini moralitas yang perlu kita bangun,” ujar Haedar, pada Jum’at (23/3/2018) kemarin.
Haedar pun menilai berbedaan pendapat di tahun politik adalah hal yang biasa. Namun, ia mengimbau, masyarakat untuk menjadikan perbedaan sebagai upaya saling merangkul.
“Jadi silahkan kritik dibalas kritik dan memunculkan kritik baru. Biarkan bangsa ini dewasa. Tugas NU dan Muhammadiyah membingkai ini kepada pejabat dan mempersatukannya,” terang dia.
Kemudian, Ketua Umum NU Said Aqil Siradj meminta semua pihak tetap merayakan tahun politik dengan menjaga persaudaraan.
“Harus betul-betul pesta tidak ada sedikitpun ketegangan. Jangan sampai nyoblos 5 menit, menghancurkan persaudaraan 70 tahun,” pungkasnya. []
SUMBER: CNN