“BUKU adalah jendela dunia. Membaca adalah kuncinya.” Raih ilmu dengan membaca buku. Hal itu kini gencar dikampanyekan dalamgerakan literasi. Sayangnya, belum banyak orang yang menyadari pentingnya hal ini.
Banyak remaja yang menelantarkan waktunya. Mereka menjadi cinta kepada dunia. Kesehariannya tidak lepas dari layar sinar biru, scroll dari atas sampai bawah, eksis bergoyang di media sosial, dating online dengan lawan jenis, dan sebagainya. Pandemi yang tak kunjung pergi menjadi peluang untuk bermain pada putaran waktu.
BACA JUGA: Ketahuilah! 5 Keutamaan Menuntut Ilmu
Akibatnya, mereka menjadi buta akan masalah yang menimpa masyarakat, negara dan dunia. Tuli pada ilmu-ilmu tentang kehidupan dan setelahnya. Pengetahuan yang dimiliki hanya sekedar cara mendapat ketenaran di media, pujian dari dunia, dan kesenangan untuk memuaskan nafsu. Padahal dalam diri manusia telah Allah sempurnakan sebuah akal yang tidak dimiliki makhluk hidup lainnya.
Dengan kelengkapan inilah Allah memerintahkan kita agar memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu dunia maupun akhirat. Pengetahuan umum maupun tsaqofah Islam. Seperti yang telah Rasulullah sampaikan: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim maupun muslimah.”
Tanpa adanya pengetahuan kita akan tersesat, mudah dipengaruhi, ditipu, dan tertindas. Untuk pergi ke suatu tempat saja kita membutuhkan pengetahuan mengenai arah tempatnya agar tidak tersesat. Apalagi untuk hidup.
Mungkinkah kita tidak membutuhkan ilmunya?
BACA JUGA: Berikut Hadist-hadist Nabi tentang Ilmu dan Pendidikan
Nah, salah satu kunci yang kita perlukan untuk menambah pengetahuan adalah dengan membaca. Karena dari membaca kita dapat membuka ruangnya pengetahuan. Dari mulai fakta sejarah sampai zaman sekarang. Semua dapat diperluas dengan membaca. Ada pepatah mengatakan “buku adalah jendela dunia.” Artinya dari buku, kita dapat membacanya dan menemukan ilmu-ilmunya.
Malangnya dunia, kini jarang sekali orang yang minat untuk membaca buku. Alasannya sibuk, malas, terlalu banyak dan tebal, membosankan, dan masih banyak lagi. Fitrah seorang manusia lebih tertarik pada sesuatu yang asing atau simpel nya mudah penasaran. Karena itu salah satu cara agar minat membaca, carilah buku yang membuatmu penasaran. Bacalah dari buku yang bermanfaat, dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Sedikit demi sedikit, dari buku yang berjumlah 200 halaman kurang. Luangkan waktumu untuk membaca. Membaca itu mudah, satu paragraf pada halaman buku pun tak apa. Kecuali membaca pikiran seseorang itu baru sulit, bahkan tidak mungkin. Selain menambah pengetahuan, buku pun dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Jika buku yang kita pilih baik, maka pribadi kita pun akan baik.
Begitupun jika kita memilih buku-buku yang salah, pribadi kita pun akan mengikutinya. Seperti buku bekisar horor dendam yang berujung pembunuhan cinta haram dengan lawan jenis, dan lain-lain.
BACA JUGA: Ilmu Seperti Hujan, dan 3 Jenis Manusia dalam Urusan Ilmu
Satu lagi jangan lupa ketika kita telah memperoleh suatu ilmu maka tulislah. Dimulai dari rangkuman di buku catatan, sampai nanti bisa saja dimuat atau diterbitkannya tulisan kita. Karena ilmu akan terikat dengan tulisan.
Ketika kita lupa ilmu tersebut, semua itu dapat dibaca ulang dan lebih mudah dipahami oleh tulisan yang kita buat sendiri. tak lain sebagai pengingat dengan tulisan yang kita sampaikan dan terbaca orang dapat menjadi amal baik yang terus mengalir. Manfaatnya dapat terhubung dunia juga akhirat. Apalagi jika disertakan kelurusan niat lillahi ta’ala.
Semakin cinta Allah dengan kita hamba-Nya. Ternyata membaca dan menulis itu adalah keistimewaan tak bisa disepelekan. Maka dari ilmu sertakanlah karibnya yaitu amal. Manfaatkan waktu di dunia yang tak kekal. Jangan menyepelekan pengetahuan. karena dengannya kita akan memperoleh cahaya yang membuat kita tidak tersesat dan dapat keluar dari gelapnya kebodohan. Jadilah karibnya Ilmu juga sertakan dengan amal. []
Oleh: Haya Aqilah
(siswi kelas 9 Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah Purwakarta tingkat SMP)