TANYA: Bagaimana hukum membaca novel romantis yang memuat deskripsi adegan percintaan?
Jawab:
Dinukil dari Dar al-Ifta al-Misriyyah sebagaimana dikutip dari laman About Islam, dijelaskan bahwa cinta adalah perasaan tidak sadar bawaan yang tidak bisa disalahkan oleh siapa pun. Ini adalah salah satu perasaan paling luhur yang merupakan fitrah manusia.
Seorang Muslim bebas membaca genre buku apa pun yang dia suka, namun, mereka harus menghindari apa pun yang membangkitkan hasrat seksual yang melanggar hukum.
BACA JUGA:Â 8 Langkah Mudah agar Anak Anda Gemar Membaca (1)
Dalam Islam, prosa dan puisi dianggap sebagai ekspresi perasaan dan emosi yang mencerminkan kelembutan dan kepekaan. Islam tidak menekan perasaan dan emosi.
Prosa dan puisi, dalam banyak kasus, dapat menjadi sarana yang berpengaruh terhadap reformasi psikologis dan sosial. Patut disebutkan bahwa cara mengambil keputusan yang sama dengan tujuan mereka.
Oleh karena itu, jika isi novel atau puisi ini disusun dengan tujuan reformasi sosial, maka mengungkapkan perasaan luhur dan seruan cinta antara sesama dan sejenisnya, maka diperbolehkan. Namun dilarang jika menghasut pembaca untuk berbuat maksiat atau mengandung sesuatu yang bertentangan dengan akidah Islam.
BACA JUGA:Â Buku-Buku Islam di Era Milineal Lebih Banyak Diminati Ketimbang Novel
Jadi, kesimpulannya:
- Jika novel atau puisi romantis menyerukan reformasi sosial, mengungkapkan perasaan luhur dan menyerukan cinta terhadap sesama manusia dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, maka novel semacam itu diperbolehkan.
- Tidak diperbolehkan membaca novel romantis jika isinya menghasut pembaca untuk melakukan maksiat atau mengandung sesuatu yang bertentangan dengan akidah Islam. []
SUMBER: ABOUT ISLAM