Oleh: Nita Adiyanti
Pogram Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah STAI Dr. Khez. Muttaqien Purwakarta
PENGERTIAN anak usia dini secara umum adalah anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai ‘golden age” karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Tentu saja ada banyak faktor yang akan sangat mempengaruhi mereka dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, tetapi apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada mereka pada usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh dominan dalam mereka menentukan setiap pilihan dan langkah hidup.
Kedudukan karakter itu sangat penting bagi anak-anak apalagi anak usia dini. Karena akan sangat menetukan bagaimana ia menjalani hidupnya, siapapun dia, apapun profesinya, lingkungannya bagaimana dan ketika memiliki karakter positif, tentu akan lebih baik dengan seseorang yang tidak memiliki karakter.
BACA JUGA: Tips Agar Anak Betah di Pesantren ala Ustaz Faisal Kunhi
Maka dari itu bangunlah karakter positif terhadap anak sedini mungkin, karena itu akan menjadi bekal untuk anak kedepannya nanti, dan bagaimana dewasanya anak nanti. Jika sudah diterapkan nilai positif anak pun akan terbiasa atas apa yang ia dapati dari kebiasaannya. Karakter positif dari sejak dini pun bisa menjadi modal untuk perjalanan hidup yang sangat berat itu, mulai dari lika-liku, kekerasan, dan lain-lainnya.
Bukan hanya itu kita harus membangun karakter anak yang kuat dan pemberani, tidak menyerah juga dalam menghadapi perjalanan hidupnya. Mengapa? Karena bila suatu saat nanti ia mengahadapi masalah ia bisa menyelesaikannya dengan baik, berani berargumen, berani membela kebaikan dan melawan keburukan.
Seorang anak musti dibangun karakter tidak mudah menyerah, agar jika ia mempunyai masalah bak dalam menjalani kehidupannya, atau masalah pribadi, ataupun masalah lingkungannya. Saat roda kehidupan terus berputar, tidak semua hidup itu manis, terkadang hidup itu pahit, bahkan hingga kita hampir menyerah mengahadapi kehidupan yang semakin hari semakin berbeda, semakin sulit, berat. Namun jika sudah dibangun rasa tidak mudah menyerah sejak dini, itu semua akan terlewati, tetap yakinlah setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, begitupun masalah, pasti ada jalan keluar, jadikan semua itu pelajaran dan pasti ada hikmah dibalik itu semua. Maka dari itu, hadapi dengan lapang dada, jangan menyerah, tetap berusaha, jadilah karakter yang lebih baik lagi.
Lalu selain membangun karakter anak yang baik, kuat, pemberani. Tidak mudah menyerah tidak lupa bangunlah karakter mandiri terhadap anak sedini mungkin agar tidak selalu bergantung pada orang lain, walaupun pada hakikatnya manusia itu masih membutukan orang lain untuk menjalani hidup. Contohnya, tetangga, kita pasti punya tetangga nah, entah kapan atau dalam keadaan apapun suatu saat nanti kita memerlukan bantuan tentangga kita sendiri saat terdesak, dan orang yang pertama kita meminta tolong pasti kepada tetanga.
Tak lepas dari itu didiklah anak sedini mungkin untuk memiliki sikap kemandiriannya, seperti contoh kita mendidik anak untuk mencuci tangan dan berdoa sebelum makan, kita terapkan itu pada kesaharian anak, baik disekolah maupun dirumah, agar terbiasa. Jika sudah begitu si anak pun jika tidak mecuci tangan dan berdoa sebelum makan akan merasakan ada yang kurang, lalu teringat akan hal itu dan akhirnya melakukan kebiasaan yang ia lakukan.
Karakter anak dapat dibangun dari berbagai pengaruh yaitu
1. Keluarga
Dalam hal ini lingkungan keluarga sangat berpengaruh bagi anak, jika lingkungan keluarga yang baik akan membangun pola pikir dan karakter yang baik, dan bila sebaliknya jika lingkungan keluarga yang buruk, dan membuat anak tidak nyaman akan lingkungan itu akan mempengaruhi sikap dan pola pikir anak itu sendiri. Contonya, anak itu sering menolong teman dan berbuat baik terhadap temannya, itu dikarenakan kebiasaan dalam lingkungan keluarganya kareana ia merealisasikan atas apa yang ia lihat dan menjadi kebiasaan.
2. Pola asuh
Perkembangan bisa terlihat dari bagaimana cara asuh orangtua anak itu sendiri. Bagaimana orangtua berinteraksi dengan anak dengan baik atau sebaliknya, saat bermain, belajar, cara berkomunikasi orangtua dengan anak, tata cara bicaranya, bahkan sikap yang orangtua perlihatkan kepda anaknya.
3. Tanamkan nilai nilai baik terhadap anak
• Nilai-nilai agama
• Tanggung jawab, kedisiplinan dan tanggung jawab.
• Kejujuran
• Menghormati dan sopan santun
• Dermawan, suka menolong dan gotong royong
• Percaya diri, kerja keras dan kreatif
• Kepemimpinan dan keadilan
• Baik dan rendah hati
• Toleransi dan kedamaian
• Kebersihan, kerapihan, ketertiban, kesehatan dan keamanan
Adapun menurut Balitbang kementrian pendidikan nasional ruang lingkup nilai moral tersebut anatara lain:
• Religus
• Jujur
• Toleransi
• Kerja keras
• Displin
• Kreatif
• Semangat berkebangsaan
• Cinta tanah air
• Menghargai prestasi
• Bersahabat
• Cinta damai
• Gemar membaca
• Peduli lingkungan
• Peduli sosial
• Tanggung jawa
Sebagai orangtua harus menerapkan sikap yang baik misalnya sikap moralnya yang :
1. Religius atau Mengandung Nilai-Nilai Agama
Contohnya mengajarkan anak mengaji, tata cara wudhu, tata cara shalat, bahkan menerapkan hafalan-hafalan surat pendek terhadap anak sejak dini. Bagaimana cara berbica baik dan benar, menghormati yang lebih tua, terbiasa mewngucapkan basmallah pada saat memulai sesuatu dan mengucapkan hamdallah setelah melakukan sesuatu dan mendapatkan sesuatu, terbiasa membaca doa sebelum makan, berlatih khusyuk dalam berdoa, adab mendengarkan adzan dan iqomah, terbiasa menjawab adzan, bersyukur atas prestasi yang dicapai.
BACA JUGA: Anak Nakal Vs Orang Tua Kehabisan Akal
2. Jujur
Saat anak melakukan salah ataupun benar, ajarkan anak jujur dan mengatakan sesuai dengan semestinya, agar tidak melebihkan atau mengurangkan atas apa yang terjadi. Berbicara dengan baik dan sopan dengan sesama teman, berbicara baik dan sopan dengan orang dewasa, mudah meminta maaf dan mau memaafkan. Membedakan mana yang benar mana yang salah pada suatu persoalan, menunjukan perbuatan yang benar dan yang salah.
3. Toleransi
Ajarkan anak sikap toleransi sejak dini agar anak bisa saling menghargai sesama teman, baik secara agama, budaya, ras ataupun argumen yang dilontarkan saat berbicara dan memiliki rasa dermawan.
4. Kerja Keras
Saat anak ingin sesuatu maka ia akan kerja keras mendapatkannya, seperti ia ingin mendapatkan nilai A, oleh sebab itu ia rajin belajar dan menghafal apa yang sudah diajarkan oleh gurunya. Kerja keras anak itu mengajarkan untuk terbiasa melakukan sesuatu yang diinginkan dengan sendiri tanpa menyerah begitu saja.
5. Disiplin
Sikap kedisiplinan anak diwujudkan dari mentaati peraturan, terbiasa mengikuti tata tertib dan aturan sekolah, mau menerima tugas dengan ikhlas, tepat waktu saat berangkat dan pulang sekolah, terbiasa berhenti bermain pada waktunya, rapi dalam bertindak dan bekerja.
6. Kreatif
Mengajarkan anak untuk kreatif, tidak ragu untuk beargumen tentang apa yang ia bisa dalam berkarya, misalnya ia bisa membuat rumah dari stik kayu, atau membuat perahu dari origami, atau mebuat rumah di buku gambar, oleh sebab itu terus asah tentang apa yang ia bisa, agar menjadi karya dan motivasi untuk anak yang lain.
7. Semangat berkebangsaan
Kenalkan anak akan negeri kita Indonesia, tentang budaya, suku, negara, daerah, pulau dan ciptaan-ciptaan Allah lainnya yang ada di dunai ini. Kenalkan bagaimana Indonesia berdiri, kapan, dan siapa presiden dan jajarannya. Agar mereka tau akan indah negara kita Indonesia.
8. Cinta Tanah Air
Sama halnya semangat berkebangsaan, seorang anak harus dikenalkan dengan negerinya sendiri, agar ia tahu bagaimana indah dan kayanya negeri ini. Agar tambah kecintaan mereka terhadap negeri ini.
9. Menghargai Prestasi
Ajarkan anak untuk bersyukur atas apa yang ia dapat, misalnya saat ia ulangan harian ia mendapatkan nilai yang kecil, lalu ia memberithukan kepada keluarganya, maka menjadi orangtua harus member semangat terhadapnya, jangan langsung memarahinya, karena itu bisa membuat otak anak terganggu. Seorang guru pun tidak baik jika memarahi anak didiknya, karena itu dapat mempengaruhi perkembangan anak.
10. Bersahabat
Ajarkan anak untuk bersahabat atau berbuat baik sejak dini, entah dalam lingkungan sekolah, rumah, ataupun keluarga. Jika ada temannya yang bersedih ia dapat menghibur temannya yang sedih itu, bisa dengan cara mengajak bermain atau mengobrol tergantung kebiasaan anak itu sendiri. Dan dapat mendoakan temannya yang sedang sakit bahkan ikut menjenguknya dengan ibu guru, dan mengucapkan doa agar diberi kesembuhan terhadap temannya, agar temannya itu bersemangat sembuh karena sudah dijenguk oleh teman.
BACA JUGA: Labeling pada Anak, Hati-hati!
11. Cinta Damai
Ajarkan anak dari sejak dini untuk cinta damai agar kedepannya tidak selalu memperpanjang masalah, misalnya si A sedang bercanda dengan si B lalu, tanpa disengaja si B membuat si A menangis, nah si B itu harus terbiasa meminta maaf dan mengkui kesalahannya agar tidak terjadi keributan lalu bermain kembali.
12. Gemar Membaca
Dalam hal ini keluarga juga mempunyai peran dalam membiasakan anak untuk membaca dimuali dari lingkungan sekolah guru mebacakan buku cerita, dan memaparkan satu persatu dari isi cerita itu, lalu ketika pulang kerumah tugas orangtua juga sama, di waktu yang luang, ajak anak untuk bermain lalu bercerita, agar ada keinginan anak bisa membaca cerita itu, lalu belajar membaca dan bisa menjadi kebiasaan anak itu membaca buku.
13. Peduli Lingkungan
Baik di lingkungan sekolah, ataupun lingkungan rumah, sebernarnya kepedulian itu terlahir dari diri kita sendiri, oleh sebab itu tanmkan rasa peduli terhadap anak, baik itu perduli terhadap teman, lingkungan ataupun hal lain-lain. Misalnya bila ada sampah tanamkan sikap peduli lingkungan, atau sertakan “bila ada sampah buanglah pada tempatnya, karena kebersihan itu sebagian dari iman, dan Allah suka dengan kebersihan, siapa yang mau disayang Allah maka buanglah sampah pada tempatnnya” pasti anak itu langsung membiasakan diri membuang smapah pada tempatnya, lalu bertanya lagi pada si anak, “apakah terlihat indah jika bersih seperti ini” pasti pola pikir anak itu berfungsi, dan itu memperngaruhinya.
14. Peduli Sosial
Terapkan kepedulian itu sejak dini, sama halnya seperti peduli akan lingkungan, peduli sosial itu sangatlah penting bagi anak, karena bagaimana cara ia berinteraksi dengan temannya, bagaimana ia beradaptasi akan lingkungannya, dan bagaiamana sikap dia terhadap lingkungannya itu.
15. Tanggung Jawab
Tanamkan rasa tanggung jawab terhadap anak, sejak dini lebih bagus agar menjadi bekalnya nanti jika ia sudah menjadi dewasa dan diberi tanggung jawab.misalnya, Tanggung jawab atas tugas yang diberikan, terbiasa mengembalikan mainan ketempatnya, dan bisa membedakan milik sendiri dan sekolah, agar terbiasa bertanggung jawab atas kepunyaan sendiri dan orang lain.
16. Percaya Diri
Seorang anak sebaiknya diterapkan rasa percaya diri sejak dini agar ia berani untk melakukan hal-hal yang menurutnya bisa, misalnya, tampil di depan umum , berani mempertahankan pendapatnya, dan membela kebenaran. Agar terbiasa hingga nanti dewasa.
17. Kemandirian
Terbiasa mengambil makanan sendiri dan secukupnya, mengerjakan tugas sendiri, mengaji kedeapan sendiri, ke kamar mandi sendiri dan apapun berani untuk meakukan sendiri, sebaiknya di ajarkan sejak dini, agar jika nanti dewasa ia akan terbiasa mandiri tanpa menyusahkan orang lain.
BACA JUGA: Mendidik Tanggung Jawab pada Anak, Ini Caranya
Nah itu pemaparan sikap moral anak yang harus kita tanamkan sejak dini, apalagi dalam masalah agama itu sangatlah penting, agar anak menjad pribadi yang baik. Tidak lupa juga ajarkan anak pendidikan agama islam, seperti mengenal aspek rukun iman, mengenal sifat-sifatnya Allah dan Ciptaan-Nya seperti:
• Menyebutkan beberapa ciptaan Allah
• Menyebutkan beberapa sifat-sifat Allah
• Menyebutkan beberapa Asmaul Husna
Dapat mengenal malaikat yang wajib diketahui beserta tugasnya seperti:
• Menyebutkan beberapa nama malaikat
• Menyebutkan tugasnya
Dapat mengenal rosul dan meneladaninya
• Menyebutkan beberapa nabi dan rosul
• Menyebutkan keluarga nabi
• Menyebutkan sahabat nabi
• Menyebutkan beberapa hadis nabi
Jangan lupa, menceritakan kisah nabi, bagaimana beliau hijrah dan menyebarkan agama islam, dan bagaimana sikap beliau saat banyak yang nenentang ajakan beliau, menolaknya mentah-mentah bahlkan sampai melukai beliau, namun sikap beliau yang sabar dan tidak mudah menyerah yang membuat beliau terus menyebarkan ajaran islam. Itu bisa menjadi teladan, dan sebagai anak pasti ada rasa ingin tau akan hal-hal itu, semakin ada rasa ingin tahu semakin berkembangnya karakter anak itu. Maka tanamkan anak perilaku dan karakter sejak dini agar menjadi pribadi yang bak hingga dewasa nanti. []
Daftar Pustaka
Rohaenah Ike Nilawati, 2018. Panduan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD. Mibar Pustaka: Bandung
https://sriwahyunengsi.wordpress.com/2012/11/20/artikel-pendidikan-karakter-anak-usia-dini/
Agus Ruslan, 2007, pendidikan usia dini yang baik, landasan keberhasilan masa depan, makalah, Darul ma’arif: Bandung
Toge Aprillianto,2013 Saatnya Melatih Anakku Berfikir, Nuansa Cendekia: Bandung
https://www.scribd.com/document/395868930/Praktek-Industri