MEMBERI nasihat adalah salah satu pesan yang ada dalam Alquran. Pesan ini ditemukan setidaknya 13 kali di berbagai ayat dalam Alquran, terutama pesan terkait dengan pengutusan nabi dan tugas nabi-nabi tersebut.
Nabi Nuh, Salih, Hud, Shuʻaib, dan lainnya, semua ditugaskan untuk memberi tahu umatnya bahwa sifat misi mereka adalah memberi peringatan.
Nabi Hud berkata kepada kaumnya, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A’raf: 68)
Selain itu, memberi nasihat bisa menjadi alat penting untuk mendapatkan umpan balik yang tulus dan setia.
Kita melakukan tindakan kita tanpa kemampuan untuk mengamati perbuatan kita secara obyektif seperti yang kita lakukan, dan karenanya Nabi Muhammad mengingatkan kita, “Sesama orang beriman berfungsi sebagai cermin bagi satu sama lain.” (HR Abu Dawud)
BACA JUGA: Diminta Menasihati Tapi Belum Bisa Mengamalkan Apa yang Dinasihatkan, Bagaimana?
Memberi nasihat yang baik adalah hadiah yang baik. Namun, terkadang masalah timbul karena cara menyampaikannya. Tidak semua orang dilahirkan dengan kemampuan memberi nasihat secara bijaksana atau memberikan kritik yang membangun secara efektif. Kebanyakan orang lupa bahwa tujuan memberi nasihat adalah membantu orang lain menjadi sukses dan tidak merendahkan atau meremehkan nilai atau kemampuan mereka.
Memutuskan untuk memberikan nasihat secara tidak benar, terutama kepada anggota keluarga dekat, dapat membahayakan suatu hubungan.
Kemampuan memberi nasihat dengan cara yang positif dan bermanfaat adalah seni. Jika kamu ingin memberikan nasihat kepada orang lain, silakan pertimbangkan beberapa hal terkait adab dan tips-nya. Berikut ini 8 dari 17 hal yang perlu diperhatikan tersebut:
1 Periksalah niatmu
Periksalah sifat hubunganmu dengan orang yang kamu pertimbangkan untuk diberi nasihat. Tanyakan pada dirimu apakah nasihat yang akan kamu berikan benar-benar akan membantu orang itu. Juga, pastikan bahwa kamu mlakukannya dengan tulus dan ikhlas karena Allah bukan demi pencitraan.
2 Bersikaplah hati-hati tentang cara menyampaikan masalah
Sadarilah kapan dan di mana kamu dapat mengemukakan masalah dan pastikan kamu memiliki cukup waktu dan privasi.
3 Hindari memberi nasihat berupa teguran
Menurut Imam Al-Ghazali, perbedaan utama antara memberi nasehat dan teguran adalah bahwa memberi nasehat bersifat rahasia dan sopan, sedangkan teguran bersifat terbuka dan tidak bijaksana.
Dikatakan bahwa Imam Asy-Syafi’i mengamati bahwa ketika seseorang mengoreksi saudaranya secara rahasia, dia memberinya nasihat, tetapi jika dia mengoreksinya secara terbuka, dia mengejek dan meremehkannya.
Al-Fudayl ibn ʻIyad berkata, “Orang beriman menutupi dan menasihati (rekan seimannya), sedangkan pelaku kejahatan menyingkapkan dan mempermalukan (orang lain).”
Imam Ibn Rajab Al-Hanbali mengomentari perkataan Al-Fudayl dengan mengatakan, “Dianggap nasihat jika dilakukan secara pribadi sementara jadi hina jika disiarkan.”
Dia menambahkan, “(Adapun) orang yang menasihati saudaranya secara pribadi, itu adalah nasihat. (Mengenai). Orang yang mendesaknya di depan orang, itu hanya memarahi! ”
4 Jaga Privasi
Memberi nasihat dalam Islam seharusnya tidak melibatkan pengungkapan atau eksplorasi privasi dan kelemahan pribadi orang. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “(Karena) siapa pun yang mengejar kekurangan saudara Muslimnya, Allah akan mengejar kekurangannya.” (HR At-Tirmidzi)
5 Minta izin
Nasihat yang tanpa ijin adalah penyebab utama kesedihan di antara teman dan anggota keluarga. Jadi, menanyakan apakah nasihatmu diinginkan, itu menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain dan mencegah kebencian.
BACA JUGA; 7 Nasihat Ali bin Abi Thalib
6 Dengarkan dulu
Meskipun aturan ini berlaku untuk semua komunikasi yang baik, itu menjadi keharusan ketika kita ingin memberi nasihat.
Masalah seringkali lebih kompleks dari yang awalnya muncul. Dengan mendengarkan terlebih dahulu, kita membuka ruang bagi pembicara untuk mendeskripsikan situasi secara lebih lengkap dan untuk lebih memahaminya. Sebab, apa gunanya menawarkan nasihat berdasarkan informasi parsial?
Selain itu, jika kita mendengarkan lebih dulu, kemungkinan besar pihak lain akan mendengarkan apa yang kita katakan. Seseorang membutuhkan koneksi sebelum koreksi. Mendengarkan dengan empati lah yang dapat membangun koneksi ini.
7 Pertimbangkan kerangka pikiran orang lain
Saat-saat pergolakan emosi tidak kondusif untuk memberi nasihat. Selalu nyatakan yang positif terlebih dahulu. Ini akan membuat orang lain rileks dan menerima saranmu.
8 Berikan nasihat tanpa memaksa
Sampaikan wawasan, pengalaman, dan idemu seolah-olah itu adalah sudut pandang lain, dan percaya lah pada kebijaksanaan batin pendengar untuk memutuskan apa yang tepat untuknya. Dengan tidak memaksa, kamu meningkatkan kemungkinan kata-katamu dipertimbangkan. []
SUMBER: ICOI | ABOUT ISLAM