MEMBERI nasihat yang baik adalah hadiah yang baik. Namun, terkadang masalah timbul karena cara menyampaikannya. Tidak semua orang dilahirkan dengan kemampuan memberi nasihat secara bijaksana atau memberikan kritik yang membangun secara efektif. Kebanyakan orang lupa bahwa tujuan memberi nasihat adalah membantu orang lain menjadi sukses dan tidak merendahkan atau meremehkan nilai atau kemampuan mereka.
Kemampuan memberi nasihat dengan cara yang positif dan bermanfaat itu ada seninya. Jika kamu ingin memberikan nasihat kepada orang lain, silakan pertimbangkan beberapa hal terkait adab dan tips-nya.
BACA JUGA: Memberi Nasihat Itu Ada Seninya, Perhatikan 17 Hal Ini (1)
Berikut ini 9 dari 17 hal yang perlu diperhatikan tersebut:
1 Hindari membuat penilaian
Hindari menghakimi, jangan menyerang karakter pihak lain. Nasihat yang dianggap kasar atau menghakimi kemungkinan besar akan menyinggung perasaan pendengarnya.
2 Hindari mengancam
Jangan mengancam atau menakut-nakuti seseorang dengan mengubah saran atau kritik menjadi ultimatum terselubung. Sikap otoriter (atau superioritas) seperti itu tidak mungkin membuahkan hasil yang positif.
3 Bersikaplah spesifik dan singkat saja
Jika kamu telah dimintai nasihat tentang masalah tertentu, fokuslah pada masalah yang ditanyakan padamu dan jangan berkomentar tentang soal lain dalam kehidupan orang tersebut. Selain itu, cobalah untuk mengemas nasihatmu secara singkat dan langsung pada intinya.
4 Hindari memaksa orang lain untuk mengikuti nasihatmu
Wajib bagi penasehat untuk memberikan nasehat yang tulus kepada orang lain, tetapi bukan haknya untuk memaksa orang lain untuk mengikuti nasehatnya.
Ibn Hazm pernah berkata, “Seseorang tidak boleh memberi nasihat dengan syarat harus diterima. Jika seseorang melampaui ini, dia akan menindas (orang lain) tidak menasihati, dengan demikian mencari kepatuhan dan kendali.”
5 Memberi nasihat sebagai tindakan ibadah, bukan sebagai kebiasaan
Bagi sebagian orang, memberi nasehat berubah menjadi pola kebiasaan. Kadang-kadang seseorang memberi nasihat kepada orang lain untuk menghindari berurusan dengan masalahnya sendiri.
Sebuah aturan penting Sufi menyatakan, “Dia yang sibuk mengatakan kepada orang lain untuk menjadi baik mungkin tidak punya waktu untuk menjadi baik.”
6 Tunjukkan kerendahan hati
Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menjelaskan bahwa kamu sendiri bersedia meminta dan menerima nasihat. Jika kamu mampu menetapkan fakta ini untuk orang yang kamu beri nasihat, maka orang itu secara otomatis akan merasa bahwa kamu berada pada level yang sama dan akan menerima nasihatmu atau apa yang kamu katakan kepadanya.
7 Praktikkan apa yang kamu nasihatkan
Allah SWT berfirman:
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS As-Saff: 3)
ʻUmar ibn ʻAbdul ʻAziz berkata, “Orang yang memberikan nasihat kepada saudaranya dalam hal iman dan memperhatikan dirinya sendiri dengan memperbaiki urusan hidupnya sendiri telah memberikan hadiah yang sangat baik dan memenuhi kewajiban yang seharusnya dia lakukan.”
Francis Bacon, filsuf Inggris yang terkenal, dengan jelas menggambarkan bahaya dari mengkhotbahkan apa yang tidak dipraktikkan oleh seseorang.
“Dia yang memberi nasihat bagus membangun dengan satu tangan; Dia yang memberi nasihat dan teladan yang baik membangun dengan keduanya, tetapi dia yang memberi nasihat yang baik dan teladan yang buruk membangun dengan satu tangan dan merobohkan dengan tangan yang lain.”
BACA JUGA: 10 Nasihat Ibnul Qayyim
8 Pertimbangkan soal kesalahpahaman
Sadarilah fakta bahwa nasihat tidak selalu diterima dengan baik. Memberi nasihat membutuhkan banyak kesabaran dan pengabdian. Jika orang yang kamu beri nasihat menyerangmu secara lisan atau bahkan secara fisik, kamu tidak boleh membalasnya dengan kasar.
9 Bersikap baik dan lembut
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
“Kelemahlembutan tidak ditemukan dalam apa pun kecuali yang menambah keindahannya, dan tidak ditarik dari apa pun tetapi membuatnya menjadi cacat.” (HR Muslim)
Karena itu, seseorang harus lembut dan baik hati saat memberikan nasehat. Metode seperti itu disepakati semua agama dan budaya.
Samuel Taylor Coleridge, seorang penyair Inggris terkenal, berkata, “Nasihat itu seperti salju; semakin lembut ia jatuh, semakin lama ia berdiam, dan semakin dalam ia tenggelam ke dalam pikiran.”
Terakhir, penting untuk disebutkan bahwa memberi nasehat adalah sifat esensial dari karakter seorang Muslim.
Imam An-Nawawi meriwayatkan dalam kitabnya yang terkenal Riyad-us-Shalihin, disebutkan bahwa Jarir bin `kata Abdullah berkata:
“Saya datang kepada Nabi dan menyatakan, ‘Saya berjanji setia kepadamu dalam Islam.”
Nabi berkata, “Dengan syarat bahwa kamu berdoa (shalat), beramal shaleh, dan menawarkan nasihat.”
Jarir kemudian berkata, “Dengan demikian aku berjanji setia.” []
SUMBER: ICOI | ABOUT ISLAM