DUKA mendalam menimpa bumi pertiwi. Gunung Rinjani yang selalu gagah berdiri, berguncang akibat gempa bumi. Menunjukkan kelemahannya sebagai ciptaan Sang Illahi Rabbi. Pada hari itu, Ahad tanggal 29 Juli 2018, gempa berkekuatan 6,4 SR menyapa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Warga panik. Pagi yang cerah berubah mencekam. Korban rejatuhan. Ada yang meninggal, tak sedikit pula luka-luka.
Maha Besar Allah. Satu minggu berselang, tepatnya tanggal 5 Agustus 2018 gempa dengan kekuatan lebih besar yaitu 7,0 SR kembali mengguncang Lombok. Menghancurkan fasilitas umum. Meluluhlantakkan bangunan-bangunan. Menelan korban lebih banyak dari gempa sebelumnya.
Tidak cukup sampai di situ, gempa susulan ratusan kali menjadi makanan setiap hari.
Menurut para ilmuwan, gempa ini terjadi akibat fenomena alam. Lombok yang merupakan wilayah rawan gempa karena terletak diantara dua pembangkit gempa yang disebut seismic aktif.
Dua pembangkit gempa ini berasal dari selatan dan utara. Di bagian selatan terdapat lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah Pulau Lombok. Sedangkan Utara, ada struktur geologi bernama Sesar Naik Flores atau Flores Bacj Arc Thrusting. Sesar naik ini jalurnya memanjang dari Laut Bali ke timur hingga Laut Flores.
BACA JUGA: Berusia 300 Tahun, Masjid Bayan di Lombok Tetap Kokoh Meski Diguncang Gempa
Terlepas dari hal itu, kaum muslim meyakini bahwa setiap bencana alam yang terjadi atas kehendak Allah SWT. Tidak ada sesuatupun yang terjadi di bumi ini melainkan atas izin Allah. termasuk gempa bumi ini. Sebagai bentuk keyakinan kita terhadap qadla’ Allah, maka kita harus bisa menerima setiap hal yang menimpa dengan penuh kepasrahan.
”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)
Ujian
Sebagian kaum muslim beranggapan bahwa gempa di Lombok adalah teguran dari Allah. sebagian lagi menganggap sebagai ujian. Lantas, mana yang benar? Gempa Lombok termasuk ujian ataukah teguran? Setiap musibah yang menimpa manusia bisa berfungsi sebagai teguran maupun ujian.
Begitu banyak musibah yang terjadi di negeri ini. Silih berganti bagaikan malam dan siang. Mulai dari bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, gunung meletus, sampai gempa bumi. Allah menimpakan berbagai musibah tersebut supaya manusia sadar akan tujuan hidupnya. Menegur manusia agar tidak serakah dalam mengambil kekayaan alam yang terkandung di bumi ini dengan membabibuta.
Mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dengan anugerah yang Allah berikan berupa kekayaan alam yang melimpah ruah di negeri ini. Bencana alam yang terjadi adalah sebagai ujian bagi kaum mukmin sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya. Allah akan mensucikan manusia, menggugurkan dosa-dosanya, mengangkat derajatnya melalui ujian yang Allah berikan.
BACA JUGA: Sepercik Nasihat dari Gempa Lombok
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Muslim No 2573)
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridlo, maka baginya keridloan, dan barangsiapa yang murka, maka baginya kemurkaan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu majah dihasankan Syekh Al-banani dalam Shahih Sunan Tirmidzi II/286)
Dengan demikian Allah memberikan ujian agar manusia sadar dan semakin dekat dengan-Nya. selalu mengingat kebesaran-Nya. dan senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya supaya menjadi orang-orang yang bertakwa. Wallahu a’lam bish-shawab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi