Oleh : Fatimah Azzahra, S.Pd
zahraluvtheearth@gmail.com
KENAPA cinta? Karena cinta bisa menjadi dorongan yang kuat untuk kita melakukan amal. Seberat apapun amal itu, akan terasa ringan dijalankan jika cinta hadir dalam diri. Lihatlah bagaimana pujangga cinta menggambarkan cintanya dari potongan syair ini.
“Gunung kan kudaki
Lautan kan ku sebrangi
Untuk berjumpa dengan sang terkasih hati”
Hebat bukan, kekuatan cinta yang menhujam bisa menghilangkan semua rasa sakit, capai, dan pengorbanan lainnya. Hanya fokus pada yang dicintanya. Begitu juga dengan cinta pada amal sholeh Ramadhan.
Kalau kita sudah cinta akan sholat, maka ketika adzan berkumandang, kita akan bergegas untuk berwudhu dan melakukan sholat. Jika sudah cinta dengan Al Qur’an, bukan hanya mushaf Qur’an yang setia dibawa, tapi lisan selalu rindu untuk melantunkannya dan menghafalnya. Dan jika cinta sudah beralabuh pada-Nya, Rabb Alam Semesta, maka kita akan ringan menjalankan semua perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, dengan sekuat tenaga walau godaan menari-nari di depan mata.
Lihatlah bagaimana kisah Rasul, para sahabat dan shohabiyah, juga orang-orang sholeh lainnya. Bilal yang memegang teguh cinta pada Rabb, enggan mengingkari Allah, walau harus disiksa oleh majikannya. Abu Bakar yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, rela meyerahkan seluruh harta kekayaannya untuk Islam. Dan bagaimana Rasulullah saw, sang Kekasih Allah, yang mencintai kita, ummatnya, hingga saat sakaratul maut menjemput dan sakit terasa, beliau saw meminta untuk meringankan sakaratul maut kita dan menimpakan semua sakitnya pada beliau saja. Maasya Allah. Begitu besar cinta Rasul pada kita, semoga kita pun senantiasa berusaha mencintai Rasul dengan mencintai sunnahnya.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar cinta itu hadir? Tak kenal maka tak sayang, bagaimana bisa cinta kalau sayang pun tak ada. Begitu juga dengan amal sholeh, harus kenal betul dengan amal sholeh itu. Ya, ilmu tentangnya haruslah hadir terlebih dulu. Agar kita bisa belajar memahami dan menghayatinya. Selain itu, frekuensi seberapa sering kita berinteraksi dengan amal sholeh berpengaruh untuk menumbuhkan benih cinta.
Lantas, tunggu apa lagi, mari mulai me-list amal sholeh apa yang akan belajar kita cintai di bulan Ramadhan ini. Sholat rawatib, dhuha, tahajud, syukur wudhu, tahiyatul masjid, atau mungkin shodaqoh uang, makanan, senyuman, ilmu bisa juga dengan membaca qur’an, menghafalnya, dan masih banyak lagi.
Jangan sia-siakan kesempatan bertemu Ramadhan kali ini, jadikan ia bulan penempaan diri dengan memupuk cinta kepada setiap amal sholeh. Semoga ketika Ramadhan pergi, cinta sudah tumbuh menghujam dalam jiwa kita, hingga kita ringan melakukan perintah Allah swt. apapun itu, seberat apapun itu. Dan taqwa pun hadir dalam dada. Insya Allah.
Wallahu’alam bish shawab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.