PAGI usai shalat Shubuh, Tatin Robiatin Hasanah sudah bergegas. Dandan rapi, ia bersama anak semata wayangnya yang masih SMP, membelah jalan dingin Purwakarta. Guru Bahasa Inggris di daerah Jawa Barat itu memburu ke sekolah. Sejenak, dia men-drop anaknya ke sekolah. Setelah itu, ia memburu rumah mertuanya. Di bagian belakang mobil, sudah tersedia menu sarapan. Sarapan itu untuk mertuanya.
Setelah dari rumah mertuanya, dan memastikan kebutuhannya di pagi itu terpenuhi dan aman, Tatin ke sekolah tempatnya mengajar. Siang, ketika istirahat, ia juga memastikan kebutuhan mertuanya aman, ia kembali mengajar, kali ini di lembaga bimbingan belajar miliknya. Sore menjelang Maghrib, ia kembali ke rumah mertuanya.
Kali ini, mertuanya dibawa ke rumah makan untuk makan malam. Nyaris berganti dari satu rumah makan ke rumah makan lainnya di Purwakarta. Alasannya, supaya mertuanya tidak bosan.
“Mertua saya sudah setengah pikun, partial dementia, kadang ingat kemudian lupa sebentar, kemudian ingat lagi,” tutur Tatin. “Kalau tidak ada anaknya yang menengok, mereka menjadi gelisah.”
Sekarang ini, Tatin meminta bantuan asisten rumah tangga untuk menjaga kedua mertuanya yang sepuh, saat siang. “Asalnya, sewaktu ga ada, ibu mertua, suka jalan tidak tentu,” ujar Tatin lagi. “Alhamdulillah, sejauh ini tidak pernah ada kejadian sampai hilang ya.”
Bila akhir pekan, saat tidak ada tugas keluar, Tatin dan suaminya mengajak kedua mertuanya berekreasi, jalan ke tempat-tempat tertentu, tidak jarang ke luar kota. Bukan hanya soal makan saja, Tatin juga mengurus perawatan ibu mertuanya. Secara berkala, ibu mertuanya ia ajak ke salon untuk perawatan tubuh.
Suami Tatin, seorang eksekutif muda, bekerja di ibu kota. Pulang dua kali dalam sepekan, tapi datang malam, dan berangkat lagi pada pagi harinya, di tengah pekan. Jadi, waktu untuk bersama kedua orangtuanya hanya pada akhir pekan saja.
“Untuk itu, saya yang selalu mengecek kebutuhan-kebutuhan orangtua kami,” terang Tatin.
Tatin mengurus kedua mertuanya layaknya orangtua sendiri. Landasannya, kewajiban berbuat baik kepada orangtua. “Kedua orangtua saya sudah tidak ada sejak lama. Mertua saya adalah orangtua saya juga. Jadi sudah sewajibnya kami mengurus mereka dengan baik,” papar Tatin lagi.
Malam hari menjelang tidur, Tatin mengurus keperluan anaknya. Dengan sebegitu banyaknya kegiatannya, apa Tatin tidak capek mengurus juga kedua mertuanya? “Mereka sudah melahirkan seorang anak yang sangat baik dan dizinkan menjadi suami saya, maka sudah sewajarnya saya berbakti kepada mereka,” demikian Tatin. []