MENDIDIK anak-anak adalah salah satu dari tujuan bagi hidup dan kehidupan kita. Anak adalah amanah yang Allah subhaanahu wa ta’ala titipkan kepada kita orang tuanya. Maka menasihati anak menjadi salah satu tugas utama orangtua.
Barang siapa yang Allah subhaanahu wa ta’ala karuniakan anak kepadanya, maka engkau wajib untuk memberikan pendidikan kepadanya, mengajarkan agama Islam, mengajarkan kebaikan-kebaikan, mendidiknya dengan sepenuh hati, mendoakannya agar ia menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah.
Dalam mendidik anak-anak Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassallam mengajarkan kepada kita untuk bersikap lemah lembut kepadanya. Sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alayhi wassallam :
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِاَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا اَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ.
Artinya : Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi penghuni rumah, Dia akan menanamkan kepada mereka sikap lemah lembut. (HR. Ahmad, Bukhari dalam Kitab At-Taariikh dan Ibnu Hibban. Dari Shahabiyyah Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Menasihati Anak dengan Kelembutan dan Ketegasan, Nasihat Nabi pada Umar bin Abi Salamah
Begitu pentingnya sikap dan sifat lemah lembut sehingga akhlak ini masuk kedalam inti ajaran agama Islam, dan para pemeluknya bisa mengamalkan sikap dan sifat yang mulia ini dalam pendidikan keluarga. Ingatlah ketika Nabi kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam mengajarkan kepada Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu masih kanak-kanak.
BACA JUGA: Mengingatkan Nasihat Luqman pada Anak-anaknya pada Anak-Anak Kita
Saat itu Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu sedang makan bersama-sama Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam, tiba-tiba tangan Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu kesana kemari mengambil lauk pauk yang terhidang di atas nampan. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassallam pun memegang tangan Umar bin Abi Salamah seraya bersabda :
يَا غُلَامُ! سَمِّ اللهَ, وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ, وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.
Artinya : Wahai anak! Sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah dengan makanan yang ada di hadapanmu. (HR. Bukhari dan Muslim dari Shahabat Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu).
Menasihati Anak dengan Kelembutan dan Ketegasan, Sampai ke Hati
Begitulah Nabi kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam mengajarkan kepada kita agar bersikap lemah lembut dalam mendidik anak-anak, sehingga pesan dan nasihat tersampaikan dengan baik dan menyentuh hati anak-anak sehingga mereka tidak melupakan apa yang diajarkan oleh kita selaku orang tuanya.
Namun terkadang dalam mendidik anak-anak, kita sebagai orang tua perlu bersikap tegas, sehingga anak-anak dapat terkondisikan dan dapat dengan mudah mematuhi apa yang kita sampaikan dan kita peringatkan kepada mereka. Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam pernah berpesan kepada kita agar mengantungkan cambuk di dinding rumah kita yang biasa terlihat oleh para penghuni rumah, beliau ‘alayhis sholatuw wassallam bersabda :
عُلِّقُوْا السَّوْطَ حَيْثُ يَرَاهُ اَهْلُ البَيْتِ فَاِنَّهُ اَدَبٌ لَهُمْ.
Artinya : Gantungkanlah cambuk di tempat yang biasa dilihat oleh keluarga kalian, karena itu sesungguhnya bermanfaat untuk mendidik mereka. (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabiir dari Shahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu).
BACA JUGA: 10 Nasihat Orang Tua untuk Anak dalam Al-Quran
Menasihati Anak dengan Kelembutan dan Ketegasan, Mengingatkan Penghuni Rumah
Maksud Nabi kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam agar mengantungkan cambuk, bukan memerintahkan kita untuk mencambuk anak-anak kita ketika mereka berbuat salah atau kekeliruan. Namun maksud Nabi kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam adalah agar mengingatkan kepada para penghuni rumah bahwasannya apabila kita melakukan satu bentuk kesalahan atau kekeliruan ada had atau hukuman yang akan mereka terima.
Semoga pesan dan nasihat ini dapat kita fahami dengan baik, sehingga kita dapat memberikan kelemah-lembutan dalam mendidik anak-anak kita tanpa menghilangkan ketegasan agar maksud pendidikan yang kita inginkan tersampaikan dan dapat dilaksanakan oleh anak-anak kita.
Semoga bermanfaat
Allahumma inna nas’aluka Al-Huda wa Ats-Tsabaat. []
Rabu, 24 Ramadhan 1443 Hijriyyah.
Akhukum Fillah : (Abu Musyaffa) Rahadyan Getar Fajar, S.Pd