Oleh: Minah Mahabbah
Penulis Motivasi
minahmahabbah@gmail.com
NABI Bersabda, “ Agama itu adalah nasehat. Kami pun bertanya: untuk siapa wahai Rasulullah? Rasulullah saw berkata: untuk Allah, KitabNya, RasulNya, pemimpin umat Islam dan orang Islam seluruhnya.” (HR. Muslim).
Sejatinya, teguran itu adalah nasihat bagi setiap manusia. Ibarat sebuah cermin. Manusia tidak dapat melihat noda yang menempel diwajahnya bila tidak bercermin. Begitu juga dengan teguran, terkadang manusia tidak sadar bila dirinya salah dan khilaf. Bahkan ada juga yang merasa sombong dan merasa paling benar.
BACA JUGA: Nasihat Aa Gym soal Sakit
Manusia yang menolak ditegur adalah manusia yang sombong dan kerdil pemikirannya. Akan tetapi, bagi orang yang mau menerima teguran, dia adalah manusia yang bijak dan mau memperbaiki akan kesalahannya.
Yang lebih parah jika seorang itu malah marah dalam kebenaran, saaat dinasihati untuk kebenaran dan kebaikan, tapi justru merasa paling benar dan sombong. Padahal sejatinya, bagi orang yang berakal, maka dia akan marah dalam kebatilan. Marah jika ada kemaksiatan dihadapannya. Bukan malah marah-marah saat dinasihati untuk kebenaran.
“Orang yang dungu, marah terhadap kebenaran, sedangkan orang yang berakal marah terhadap kebatilan.” ( al Imam Ibnu ‘Abdil-barr rh)
Memang terkadang manusia tidak suka dengan teguran karena di dalam dirinya ada sifat egois, yang merasa dirinya selalu benar. Padahal manusia tempatnya salah dan lupa. Ada kalanya manusia itu berbuat kesalahan sehingga harus ada yang mengingatkan dan menasihati dia. Menasihati dalam kebaikan.
BACA JUGA: Nasihat Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Kepada Para Pengikut Sunnah
Manusia mempunyai kewajiban untuk saling menasihati dalam hal kebaikan. Itu tandanya dia sayang terhadap saudaranya sehingga menasehati jika saudaranya berbuat kesalahan.
Oleh karena itu, terimalah teguran atau nasehat yang diberikan oleh saudara kita jika itu yang terbaik menurut pandangan Islam. Saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word