Oleh: Minah, S.Pd.I
Penulis Motivasi
ISLAM adalah agama yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia. Kita pun diperintahkan oleh Allah agar memeluk Islam secara kaffah (secara keseluruhan), tidak setengah-setengah. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh kalian yang nyata.” (QS al-Baqarah 208).
Ketika kita Islam, tidak sekedar Islam saja, namun ada hal yang harus kita cari, berupa harta yang sangat berharga.
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang mengatur hubungan manusia dengan Khaliqnya (Penciptanya), dengan dirinya dan dengan manusia sesamanya. So, Islam tidak sekedar ibadah saja, seperti sholat, puasa dan zakat namun mencakup seluruhnya baik ibadah mahdoh maupun perkara pergaulan, muamalah, kesehatan de el el.
Ketika kita Islam, maka kita juga harus beriman. Jika kita beriman maka sudah pasti akan taat pada Allah. lah…. Iman itu apa? Iman itu bermakna pembenaran yang pasti yang sesuai dengan kenyataan yang muncul dari dalil/bukti. Pasti artinya 100% kebenaran/keyakinannya tanpa ada keraguan sedikitpun. Sesuai dengan fakta artinya memang benar adanya. Contoh: keberadaan Allah, kebenaran Alquran, dan lain-lainnya.
BACA JUGA: Saat Manusia Tidak Lagi Peduli Halal-Haram Harta
Terkait masalah iman, bisa bersifat aqli dan naqli, tergantung perkara yang diimani. Jika bisa dijangkau panca indera/akal maka dalil keimanannya bersifat aqli. Yang mampu dijangkau akal adalah manusia, alam semesta dan hidup. Jika diluar jangkauan panca indera maka didasarkan pada dalil naqli (alquran dan hadits).
Walaupun akal kita tidak bisa menjangkau bentuk Allah, tetapi bukan berarti Allah tidak ada atau khayalan saja. Karena sesuatu yang tidak terlihat belum tentu tidak ada. Allah memang tidak kelihatan bentuknya, tetapi Dia ada.
Dahulu Rasulullah SAW pernah bertanya kepada seseorang laki-laki arab baduy. “dengan apa engkau mengenal Rabbmu? Kemudian laki-laki itu menjawab. ‘tahi unta itu menunjukkan adanya unta dan bekas tapak kaki menunjukkan pernah ada orang yang berjalan.” Maksudnya untuk membuktikan keberadaan sesuatu, cukup dengan melihat benda-benda disekitar kita. contohnya saja saat kita melihat pulpen, kita langsung yakin bahwa pulpen itu dibuat pabrik pulpen. Kita pasti berpikir, tidak mungkin pulpen ada dengan sendirinya. Iya kan?
Begitupun jika kita membuktikan keberadaan Allah cukup dengan memikirkan manusia, langit, bumi beserta benda-benda dan kehidupan yang ada didalamnya. Mengapa kita harus memikirkan itu semua? Karena hanya itu (manusia, alam semesta dan kehidupan didalamnya) yang dapat diindera. Ingat, kita bisa memikirkan sesuatu jika sesuatu itu bisa diindera.
Karena keterbatasan akal dalam berpikir, islam melarang manusia untuk berpikir langsung tentang Zat Allah. karena Zat Allah berada di luar kemampuan akal untuk menjangkaunya. Rasulullah SAW besabda: “ Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah, tetapi jangan kalian berpikir tentang Zat Allah. Sebab, kalian tidak akan sanggup mengira-ngira hakikatNya yang sebenarnya.” (HR. Abu Nu’aim).
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS: Ali-Imran: 190)
Jika pulpen yang begitu sederhana saja membutuhkan pencipta, apalagi alam semesta beserta isinya. Isi alam semesta itu banyak dan beraneka ragam. Dan coba kita pikirkan bahwa planet-planet yang mengitari matahari, itu semua berputar dengan teratur bahkan tidak ada yang bertabrakan. Padahal, semua benda-benda itu lemah sehingga tidak dapat menciptakan dan mengatur dirinya sendiri. Semua itu pasti ada penciptanya sekaligus pengaturnya, yaitu Dialah Allah SWT.
BACA JUGA: Harta Diperoleh dari Mana dan Digunakan untuk Apa?
Masih ingat waktu kita SD, guru bercerita tentang kisah Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan. Nabi Ibrahim menggunakan akal/pikirannya untuk mencari Tuhan Sang Pencipta alam semesta ini. ketika Nabi Ibrahim semakin dewasa, ia pun bertanya kepada orang tuanya, siapa yang menciptakan alam, siapa yang menjadikan dia dan orantuanya pun tidak mampu menjawab pertanyaannya. Nabi Ibrahim kemudian menggunakan akal dan pikirannya untuk mencari Tuhan Sang Pencipta alam semesta ini, karena akal manusia sangat terbatas, Nabi Ibrahim gagal untuk mengetahui siapa sebenarnya yang telah menciptakan alam semesta ini.
Firman Allah SWT “ ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Katanya: inilah Tuhanku? maka setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: Saya tidak akan berTuhan pada yang terbenam. Kemudian ketika melihat bulan purnama, ia pun berkata lagi: inilah Tuhanku? Setelah bulan itu lenyap, lenyap pula pendapatnya berTuhan kepada bulan itu. Seraya berkata: sungguh kalau tidak Tuhan yang memberi petunjuk, tentu saya menjadi sesat. Maka ketika siang hari, nampak olehnya matahari yang sangat terang. Ia pun berkata lagi: inilah Tuhanku yang sebenarnya? Inilah yang lebih besar. Setelah matahari terbenam, ia pun berkata: Hai kaumku! Saya tidak mau mempersekutukan Tuhan seperti kamu. Saya hanya berTuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan sekali-kali saya tidak mau menyekutukanNya.” (QS. Al-An’am: 76-79)
Diatas adalah sejarah singkat cara Nabi Ibrahim mencari Tuhan dengan menggunakan proses berpikir dengan memperhatikan alam sekitarnya. Dengan cara inilah yang juga diajarkan kepada kaumnya. Tentang agama tauhid. Inilah hebatnya Islam karena Islam itu sesuai fitrah manusia dan dalam proses keimanan melalui proses berpikir.
Dengan berpikir kita mampu meyakini sesuatu yang tidak terlihat oleh mata, seperti keberadaan Allah. Keyakinan itulah yang dinamakan dengan keimanan. Dan iman itu adalah harta yang paling berharga. Iman itu adalah pegangan hidup kita. Iman tidak dapat di jualbelikan maupun diwarisi. karena kita beriman, kita menjadi yakin bahwa Allah adalah Sang Pencipta kita. Allah lah yang menciptakan manusia, alam semesta beserta isinya. Dan Allah juga lah yang mengatur semuanya. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang beriman kepada Allah. Menjalankan seluruh perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Aamiin.
Allah SWT berfirman: “ Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Pada penciptaan kalian dan pada binatang-binatang melata yang bertebaran (dimuka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang yakin.” (QS. Al-Jatsiyah:3-4). []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.