Oleh: Herry Anggramulya
Pengamat Masalah Sosial
Tinggal di Kecamatan Cangkuang – Kabupaten Bandung
herry.achung@gmail.com
DALAM sebuah hadist qudsi, Rasululullaah SAW menyampaikan firman AllaH sebagai berikut,
“Aku sebagaimana persangkaan hamba-KU. AKU bersamanya saat ia mengingat-KU. AKU menyebutnya saat ia menyebut nama-KU. Jika hamba-KU mendekati-KU satu jengkal maka AKU akan mendekatinya satu hasta, dan jika dia mendekati-KU satu hasta AKU akan mendekatinya satu depa. Jika dia datang pada-KU dengan berjalan maka AKU akan mendatanginya sambil berlari.”
Implikasi dari Hadits Qudsi tersebut dalam kehidupan keseharian kita, tentu saja hendaknya kita selalu dzikrullaah (mengingat Allah) di dalam setiap keadaan, baik sedang dalam keadaan senang, apalagi dalam keadaan susah.
Bahkan dalam keadaan wabah merajalela seperti sekarang ini, saat pihak yang berkompeten menghimbau agar kita melakukan ‘jaga jarak’ (social distancing) dengan cara ‘keluar rumah hanya jika benar-benar dibutuhkan’, Baginda Muhammad SAW jauh-jauh hari telah ‘mewaspadai-nya’, dengan menyampaikan sabdanya,
“Sesungguhnya tha’un (wabah) adalah adzab yang ditimpakan Allah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Namun Dia menjadikan wabah sebagai rahmat untuk kaum mu-minin. Saat terjadi wabah, siapapun yang berdiam di rumahnya, dengan penuh kesabaran dan berharap pahala, sambil meyakini bahwa dia tidak akan terkena sesuatu, kecuali yang telah ditakdirkan Allah; Orang yang seperti itu, pasti akan mendapatkan pahala orang yang syahid.” (HR. Ahmad dan sanad-nya dinilai shahih oleh al-Arna’uth.)
Ternyata berdiam diriya kita di dalam rumah, akan membuahkan pahala syahid bila kita memenuhi tiga syarat yang semuanya bisa dicapai dengan mendekatkan diri kepada Allah:
– Penuh kesabaran
– Berharap pahala
– Meyakini bahwa kita tak akan terkena sesuatu, Kecuali yang telah ditakdirkan Allah.
Wallaahu ‘alaam. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word