MALANG–Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengisi kuliah umum untuk mahasiswa di masjid AR Fachruddin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (22/3/2017).
Pada kuliah umum itu, Muhadjir memberi kebebasan pada mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan tentang sistem pendidikan Indonesia.
Salah satu mahasiswa bertanya, “Mengapa di Indonesia siswa mesti mempelajari banyak mata pelajaran, Pak? Sementara di negara lain, siswa diarahkan untuk fokus pada bakat dan minatnya sejak di bangku sekolah.”
Menanggapi hal ini, Muhadjir mengakui bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi dan memfokuskan bakat dan minat siswa.
Tapi, di sisi lain, banyaknya mata pelajaran yang diberikan sejak di bangku sekolah dasar hingga menengah juga bertujuan untuk memberi kesempatan pada siswa memilih dan mengarahkan minat dan bakatnya sendiri.
Ke depan, Muhadjir berjanji akan mengkaji lagi mata pelajaran dan mengurangi mata pelajaran yang dinilai kurang efektif.
Selain itu, pendidikan karakter juga akan dikuatkan pada siswa sejak dini. Salah satunya, pembelajaran di luar ruangan (outdoor).
BACA JUGA:
Begini Muslim Alabama beri Pendidikan Islam bagi Anak-anaknya
Denmark Gelar Festival Pendidikan Palestina
Cholil Nafis Nilai Kerja Sama Saudi-Indonesia Berdampak Positif pada Pendidikan
Tak hanya soal fokus bakat dan minat, mahasiswa juga mengkritisi maraknya kriminalitas yang pelakunya banyak dari remaja usia sekolah.
Menurut mantan rektor UMM itu, kasus kriminalitas remaja disebabkan salah satunya oleh kesenjangan waktu antara sekolah dengan keluarga. Waktu di antara keduanya inilah yang sering membuat siswa lengah.
“Oleh karenanya, waktu berkegiatan di sekolah yang diperpanjang ini jadi salah satu strategi agar siswa memanfaatkan waktunya dengan positif,” kata Muhadjir.
Selain kuliah umum oleh Mendikbud, wakil ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra juga memberikan motivasi pada mahasiswa untuk menjadi insan yang cerdas.
Menurutnya, masa-masa menjadi mahasiswa adalah kesempatan emas untuk mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan.
“Salah satu ciri orang cerdas adalah bisa memanfaatkan momentum. Jadi mahasiswa adalah kesempatan emas, jangan sia-siakan,” kata Sutan. []
Sumber: Republika, Rabu (22/3/2017).