Oleh: Muhammad Akbar Ali
Penulis adalah Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Halu Oleo
DEWASA ini kita tidak bisa mengelah, pemikiran hedonis telah meracuni kaum intelektual, entah dari kalangan Intelektual Sekuler dan tidak sedikit dari Agamais . Salah satu penyebabnya yakni adanya opini masif oleh media pro dengan rancangan yang sanga sistematis dan di perparah oleh sistem pergaulan yang bebas.
Akibatnya, terkadang terbuai olehnya meskipun perlahan-lahan. Maka bukan hal mengerankan, tidak sedikit orang-orang dalam memilih dan menentukan sahabat masa depan dengan mengedepankan fisik semata. Dia adalah nomor satu yang terdepan dan yang lainya adalah pelengkap.
Fenomena ini sangat kental kepada mereka yang sangat jauh dari pemikiran agamais. Namun dari pihak agamais pun masih juga ikut terpengaruh, kendati tidak begitu tertampakan. Maka disini penulis akan berbagi terkait merubah dan mempertahankanya dengan kuat.
Merubah pemikiran hedonis dalam berjuang menentukan sahabat masa depan. Agar sahabat yang dipilih benar-benar membawa suasana yang berkualitas dan dengan harapan bersama menggapai Ridha dan Surga Pencipta.
Pertama, Kiat yang harus dilakukan adalah dengan menyadari pemikiran hedonis merupakan jalan semu yang sangat banyak berakhir dengan penyesalan. Namun yang paling utama, pemikiran hedonis sangat bertentangan dengan syariat Islam.
Kedua, Belajar Islam dengan baik dan serius. Saya tegaskan, harus serius agar hasilnya pun serius. Pada prosesnya, kita akan mendapati bahwa menentukan sahabat yang ideal dijadikan tolak ukur adalah Kualitas seseorang yang berselimut taqwa.
Kualitas agama lah yang menjadi prioritas. Dengan kualitas, maka sudah barang tentu pemikiran dan wawasanya sangat luas. Dan sudah pasti dia memiliki visi dan misi masa depan yang jelas dan terarah, baik urusan dunia hingga menjangkau akhirat. Karena sekali lagi, di topang oleh Kualitasnya.
Memilih sahabat yang demikian, maka akan menuntun yang didekatnya untuk menyamainya dan terus meningkatkanya. Mengajak kita untuk menatap visi dan misi besar yang sudah ia tentukan dalam menjalani dan menghadapi berbagai fenomena hidup untuk satu harapan tinggi yakni Ridha dan Surga Allah Subahanahu Wataala.
Ketiga, Konsisten dan tekun menyelami ilmu-ilmu Agama dan bersikap tegas terhadap pengaruh yang dapat merusak kesucian pemikiran. Sikap sabar dan tegar harus mengakar dalam diri. Hal itu adalah salah satu jurus pamungkas mengalahkan lingkungan dan tantangan besar lainya.
Selebihnya musuh-musuh Allah Swt akan gentar terhadapnya. Di saat itu, sesungguhnya kemenangan kecil seorang muslim. Hanya menunggu waktu yang di telah ditentukan. Selebihnya dua sahabat yang telah bersemai dengan ide ini, setiap waktunya semakin manmbah dan menikmati sejuknya iman. Sungguh Indah ya sahabat karena Allah SWT. []