Oleh: Ridha Nurul Arafah
Mahasiswi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga
KEKUASAAN dinasti Abbasiyah tergolong sangat panjang, mulai tahun 750 – 1258 M atau selama 524 tahun. Semua sumber buku sejarah mengatakan bahwa ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat dibawah kepemimpinan dinasti Abbasiyah ini. Tetapi, roda itu berputar, tak selamanya kejayaan berpihak padanya.
Dalam buku Sejarah Peradaban Islam karya Badri Yatim disebutkan bahwa Abbasiyah runtuh pada masa disintegrasi (1000 – 1250 M). Pada masa ini, banyak dinasti yang lahir setelah melepaskan diri dari kekuatan Baghdad dibawah kepemimpinan Abbasiyah. Salah satu alasan dari sekian alasan dinasti tersebut memilih untuk berdiri sendiri yaitu karena menurut mereka, penguasa Bani Abbas lebih mementingkan peradaban dan kebudayaan dibanding politik dan ekspansi.
BACA JUGA: Siapa yang Boleh Jadi Penguasa?
Dan dalam buku Ilmuan-Ilmuan Muslim karya Ehsan Masood dikatakan bahwa akibat dari banyaknya provinsi yang memisahkan diri dari Baghdad, penghasilan pun berkurang, eksistensi Baghdad menyusut dan kekuatan sang khalifah menurun, serta sistem-sistem irigasi pun mulai rusak karena kurangnya pemeliharaan sehingga produksi pertanian anjok drastis.
Dari dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan masyarakatlah yang membuat banyak provinsi memutuskan untuk memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad sehingga Abbasiyyah melemah. Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs mengatakan:
Setelah membaca situasi Baghdad yang semakin melemah, pada tahun 1253, Hulagu Khan meluncurkan serangan dari Mongol untuk meruntuhkan kekhalifahan. Pasukan Hulagu Khan menyapu bersih segala yang mereka lalui dan akhirnya pada tahun 1258, Baghdad yang pada saat itu menjadi pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan jatuh ke tangan bangsa Mongol. Disitulah awal mula Islam mengalami kemunduran.
Islam bukan hanya mengajarkan masalah keagamaan, tetapi juga lengkap beserta pengajaran mengenai tatanan hidup bernegara. Negara perlu dibela dan dijaga, alasan runtuhnya dinasti Abbasiyah yang kuat itu dapat dijadikan pelajaran bahwa membangun suatu negara yang makmur nan maju itu tidak sesulit mempertahankannya. Dan yang perlu diingat, bahwa negara yang baik adalah negara yang memperhatikan kehidupan rakyatnya. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.