SAUDARAKU,
Kita seringkali mengaku sebagai hamba Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang mengharamkan diri-Nya menzalimi. Tapi kita seringkali menzalimi hak orang lain baik disadari maupun tidak. Bila demikian, pantaskah kita mengaku sebagai hamaba Allah?
Sesungguhnya Allah telah berfirman, “Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Ku,” (QS. Qaf : 29).
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah menyatakan, “Ketika Aku menciptakan manusia, Aku tetapkan kasih sayang menjadi sifat-Ku, dan aku haramkan kezaliman di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi,” (HR. Ahmad).
Saudaraku,
Sungguh Allah telah menghibur kita dengan kasih sayang-Nya, termasuk kepada pendosa semacam kita. Allah telah berfirman, “Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan/keburukan atau menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. An-Nisa : 110).
Saudaraku,
Kita seringkali mengaku bahwa kita adalah hamba Allah, tapi tak hentinya kita melakukan sesuatu yang Allah murka. Kita mengaku hamba Allah, tapi kita tidak mau berbagi dan tidak mau peduli kepada sesame. Padahal nikmat Allah adalah nikmat-Nya, dan karunia adalah karunia-Nya. Dan padahal Allah Maha berbagi nikmat dan karunia.
BACA JUGA:
Mengapa Harus Mengucap Basmallah sebelum Memulai Sesuatu?
Boros Tak Disukai Allah, Cegah Perilaku Boros Dengan 7 Cara Ini
Seharusnya kita malu, dengan segala nikmat dan karunia yang telah Allah beri kita masih saja melanggar segala perintahnya. Allah tiada henti berikan kasih sayangnya kepada kita, lantas apa yang telah kita persembahkan untuk-Nya?
Sadarkah kita bahwa selama ini kita hidup atas karunia-Nya? Kita hidup dengan rizki yang telah ia berikan, kita hidup di atas tanah yang Ia ciptakan, dan kita hidup dengan perlindungan-Nya?
Kita selalu berkata bahwa kita hamba Allah, tapi kita bertindak seolah kita musuh Allah dengan menduakannya. Kita bermaksiat dan menjadi seorang pendosa yang tiada henti. Naudzubillah…
Semoga senantiasa kita menyadari hakikat sesungguhnya kita diciptakan di bumi ini hanya untuk menyembah, menghamba dan beribadah kepada-Nya. []
Sumber : Mencari Tuhan yang Hilang/Yusuf Mansur/Zikrul Media Intelektual/2006