Oleh : Wardah Alawiyah
wardahodavangobel@gmail.com
JIKA kita bicara mengenai ilmu, bukan dari segi seberapa banyak yang telah kita kuasai, tetapi dari seberapa kita telah mengamalkannya? Bagaimana dengan kejadian yang terjadi di dunia? Apakah kita telah meriset semua hal itu dengan ilmu kita? Mengambil ibrah yang tak tersirat dari semua itu?
BACA JUGA: Ilmu Pengetahuan Nabi Adam
Sehingga di sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dengan ilmu-ilmu yang kita miliki kita senantiasa bisa memulai perkataan berdasarkan dari apa yang terlah kita cermati. Banyak yang sering mengatakan ‘Dimanapun kita berada, apapun kejadian yang terjadi semua memiliki ibrah. Mempunyai ilmu.’
Apalah arti seseorang yang alim jika kita sangat buta dengan kondisi agama, negara maupun masyarakat. Kurang dalam mengamalkan apa yang telah kita pelajari, bukan hanya sekadar belajar atau mengumpulkan ilmu tetapi bagaimana kita bisa menerapkan semua yang telah kita pelajari dalam keseharian kita.
Sebagaimana kita menerapkan rasa bakti kepada orang tua, guru, menyalurkan kasih sayang kepada yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua. Mengajak sesama dalam hal ketaqwaan, menghindari hasut sehingga memperbaiki jika adanya sistem hati yang salah.
BACA JUGA: 7 Amalan Hebat
Bagaimana jika kita merasa ilmu kita masih begitu sedikit? Seperti yang saya katakana, ilmu bukan di lihat dari seberapa banyak yang telah kita pelajari, tetapi bagaimana kita bisa mengamalkannya. Ada sedikit kalimat yang hampir serupa, ‘Jangan menghalangi niat baik untuk membawa seseorang menjadi baik dengan alasan kita masih perlu banyak belajar, tetapi kita harus merangkulnya dengan sambil terus berproses menjadi lebih baik bersama.’
Sekarang mari kita saling merangkul dalam kebaikan dan meraih ridho-Nya. Nikmati proses dan amalkan semua ilmu yang telah kita peroleh. []