Oleh: Muhammad Syaid Agustiar
Dosen Ilmu Komunikasi Unversitas Budi Luhur
agustiar1988@yahoo.com
JAMIL Azzaini dalam bukunya “Speak to Change”, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka, pernah bercerita saat berkunjung ke Tiongkok. Ia berkata banyak perguruan Kung Fu mengajarkan ilmu seni bela diri kepada muridnya yang akan menjadi pendekar di perguruannya tapi setiap generasi berikutnya, kemampuan dan kemahiran pendekar itu semakin menurun secara drastis.
Mengapa bisa menurun? Apakah murid itu malas belajar sehingga kemampuan pendekarnya menurun? Setelah dikaji dan teliti ternyata bukan soal malas belajar yang menjadi permasalahannya, kata pemandu wisata di sana, “setiap guru akan menyimpan satu ilmu yang tidak akan diturunkan kepada muridnya karena takut dikalahkan sang murid.”
Oleh karena itu, kemampuan para pendekar Kung Fu itu menurun drastis. Andaikan, guru itu mau membagikan semua ilmunya mungkin kualitas kemampuan pendekarnya meningkat. Hemat saya, membagikan ilmu memang tidak boleh setengah-setengah. Ibaratnya kalau kita menolong seseorang haruslah dilakukan secara totalitas atau tuntas.
Sayangnya, masih ada sebagian orang yang begitu pelit akan ilmu yang ia miliki. Dulu, sewaktu SMA, saya mempunyai teman yang cerdas tapi pelit untuk berbagi ilmu. Mungkin dia takut tersaingi oleh teman-temannya. Berbagi ilmu merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagaimana Rasullah SAW bersabda, “sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).
Ilmu itu akan bermanfaat dan berguna jika diamalkan. “Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah,” begitulah kutipan kata mutiara Arab. Akan menjadi suatu hal yang sia-sia, jika ilmu itu hanya disimpan dan tidak diamalkan. Tidak usah khawatir dan takut untuk berbagi ilmu karena merasa tersaingi.
Karenanya, kalau kita mau berbagi ilmu, otomatis ilmu kita bertambah. Tidak percaya?. Saya akan buktikan. Sebagai Dosen sudah kewajiban saya untuk mengamalkan atau membagikan ilmu kepada mahasiswa. Sebelum, saya memberikan ilmu maka saya mencari dan mempelajari berbagai literatur untuk dijadikan bahan materi. Sesudah itu, pasti ada beberapa murid yang bertanya secara kritis dan logis sehingga ada banyak pertanyaan.
Banyak pertanyaan membuat saya ingin tahu mencari jawaban dari berbagai sumber sehingga memperluas khazanah ilmu saya. Bahkan, saya mendapatkan ilmu tambahan dari mahasiswa lewat diskusi dan pengalamannya. Seandainya, saya takut merasa tersaingi oleh mahasiswa maka nasib mahasiswa saya sama seperti nasib pendekar kung fu tadi.
Selain itu, manfaat ilmu yang kita amalkan adalah terus mengalir secara turun-temurun sehingga pahala kita tidak terputus walau kita meninggal dunia. Sebagaimana sabda Rasullah SAW, “Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim). Mulai sekarang, jangan khawatir dan takut untuk berbagi ilmu yah!. []