BAGI sebagian Muslim yang masih awam, mungkin pernah bertanya-tanya “Mengapa Allah menciptakan malaikat untuk mengemban tugas tertentu? Padahal Allah Maha Kuasa?”
Tidaklah Allah menciptakan sesuatu jika tak ada gunanya. Untuk mendekatkan pemahaman manusia akan pengawasan Allah (Muraqabatullah), Allah SWT menciptakan malaikat-malaikat. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Allah SWT membutuhkan atau tergantung pada malaikat.
Sebab Allah Maha Berdiri Sendiri, tak membutuhkan bantuan siapa-siapa di luar Dzat-Nya. Keberadaan malaikat juga merupakan bagian dari ujian Allah kepada manusia untuk mengimani yang ghaib. Ini bagian yang tak terpisahkan dari rukun iman yang keeenam.
Malaikat diciptakan untuk mengemban tugas tertentu. Dengan demikian, malaikat berperan tak ubahnya berperan layaknya robot. Ia tak akan pernah keluar dari perannya tersebut sampai hari kiamat atau sampai Allah menghendaki yang lain. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.” (QS. At-Tahrim: 6).
Di antara tugas malaikat adalah mencatat amal perbuatan manusia. Seperti peran Malaikat Raqib dan Atid.
“Padahal sesungguhnya atas kalian ada penjaga. Kiraaman (malaikat yang mulia) Kaatibin (malaikat yang menulis) yang mengetahui apa-apa yang kalian lakukan.” (QS. Al-Infithar: 10-12).
Dengan menyadari adanya malaikat pencatat seluruh amal, maka tak akan ada seorangpun yang mampu mengelak dari dakwaan dan tuntutan atas perbuatannya di akhirat kelak. Yakni pada hari dibukanya setiap rahasia manusia di hadapan Allah. []
Sumber: Konsepsi Islam Karya M.Sobari, MA