Diantara Hal-hal yang menghalangi terkabulnya doa adalah :
Apabila doanya sendiri lemah secara substansi, karena berisi permohonan untuk sesuatu yang tidak pantas, atau perilaku buruk terhadap Allah subhanahu wa ta’ala, permohonan untuk sesuatu yang tidak pantas, artinya meminta kepada Allah sesuatu yang tidak boleh diminta, misalnya permintaan seseorang untuk bisa hidup kekal di dunia ini, atau ia berdoa untuk melakukan dosa atau sesuatu yang dilarang, atau ia berdoa agar ia mati, dan sebagainya. dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لا يزال يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم رواه مسلم
(“Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim..”), HR. Muslim
BACA JUGA: Bolehkah Berdoa dengan Redaksi Hadits Dha’if atau Palsu?
Apabila orang yang berdoa adalah orang yang lemah dalam dirinya, karena kelemahan dalam berpaling kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun akhlak yang buruk kepada Allah ta’ala, misalnya seseorang yang berteriak-teriak dalam berdoa, atau berdoa seperti orang yang seakan-akan tidak membutuhkan Allah; atau terlalu fokus pada kata-kata dan frasa-frasa yang terlalu banyak hiasannya, tanpa memperhatikan artinya; atau terlalu keras berupaya untuk menangis atau berteriak tanpa benar-benar merasakannya, atau dia bertindak ekstrem dalam hal itu.
Yang menjadi penghalang dikabulkanya doa adalah (termasuk) suatu perbuatan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, seperti mendapatkan harta haram baik berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan pendapatan dari pekerjaan yang haram, dan seperti masih adanya noda dosa dalam hatinya, atau dia sedang mengikuti Bid`ah dalam urusan agama, atau hatinya telah dikuasai oleh kelalaian.
Memakan makanan yang haram, ini adalah amalan terberat yang menjadi penghalang dikabulkannya doa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا ، و إن الله أمر المتقين بما أمر به المرسلين فقال : ( يا أيها الرسل كلوا من الطيبات و اعملوا صالحا إني بما تعملون عليم ) و قال : ( يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم ) ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب و مطعمه حرام و مشربه حرام و غذي بالحرام فأنى يستجاب لذلك !! رواه مسلم
“Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.” Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,” namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?.” (HR. Muslim).
Pada diri seseorang yang disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat beberapa hal yang mendukung untuk dikabulkan doanya, dimana orang tersebut adalah seorang musafir yang sedang bepergian, ia juga termasuk orang yang sangat membutuhkan pertolongan Allah azza wa jalla, akan tetapi jawaban doanya terhalang karena ia memakan makanan haram, semoga Allah selalu memberikan kepada kita keselamatan dan kesehatan.
Terburu-buru dalam menunggu dikabulkannya doa, dan merasa letih kemudian meninggalkan doa.
فعن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( يستجاب لأحدكم ما لم يعجل ، يقول دعوت فلم يستجب لي ) رواه البخاري ومسلم
Dari Abi Hurairah berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: Akan di kabulkan doa salah seorang dari kalian selama tidak terburu-buru, yaitu mengatakan; “Aku telah berdoa, namun tidak juga terkabul.” HR. Bukhari dan Muslim.
Menjadikan doa itu bersyarat (ta’liq), seperti mengucapkan, Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Semestinya Orang yang berdoa harus bersungguh-sungguh dalam doanya, berusaha keras dan sungguh-sungguh mengula-ulang doanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda :
لا يقولن أحدكم اللهم اغفر لي إن شئت اللهم ارحمني إن شئت ، ليعزم المسألة فإنه لا مستكره له رواه البخاري و مسلم
“Janganlah salah seorang kalian mengatakan : Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki, Ya Allah rahmati aku jika Engkau kehendaki. Hendaknya dia memantapkan dalam meminta (kepada Allah), karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang bisa memaksa Dia.” HR. Bukhari dan Muslim.
BACA JUGA: 3 Permintaan dalam Doa Selepas Shalat Shubuh
Dan agar doa terkabul, tidak harus bagi seseorang yang berdoa penting untuk mematuhi semua adab doa diatas dan terbebas dari semua hal yang dapat menghalangi terkabulnya Doa seseorang. Karena Itu adalah sesuatu yang sulit terpenuhi. Namun yang terpenting adalah upaya dan usaha keras untuk mencapai hal-hal ini.
Dan termasuk hal-hal yang terpenting lainya adalah bahwa seorang hamba hendaknya memahami bahwa terkabulnya doa bisa dilihat dari beberapa kategori: Allah ‘azza wa jalla mengabulkan doannya dengan mewujudkan apa yang dimintanya, atau Allah akan menjauhkan kejahatan darinya karena doanya, atau Allah akan memudahkan baginya sesuatu yang baik untuknya, atau Allah akan menyimpan untuknya pada hari kiamat dimana seorang hamba sangat membutuhkannya.
Wallahu a’lam. []
HABIS | SUMBER: ISLAMQA