MENIKAH memiliki banyak keutamaan. Disebutkan bahwa ibadah terpanjang adalah pernikahan. Di dalam rumah tangga, setiap perbuataan bisa menjadi ibadah yang berpahala.
Salah satu perbuatan yang bernilai pahala adalah hubungan suami istri, atau jima’. Mengapa demikian?
Suatu ketika beberapa sahabat berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ bahwa orang-orang yang kaya memiliki banyak pahala karena bisa bersedekah dengan harta yang banyak.
BACA JUGA: Jika Jima untuk Hasilkan Keturunan
Nabi Muhammad ﷺ kemudian menjelaskan bahwa setiap kebaikan adalah sedekah, sehingga sedekah tidak harus selalu berupa harta benda. Rasulullah juga menyampaikan bahwa tasbih, takbir, tahmid dan tahlil adalah sedekah.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian sesuatu yang dapat kalian sedekahkan. Sesungguhnya pada setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah. Menyuruh pada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah dari yang mungkar adalah sedekah, dan salah seorang dari kalian bercampur (berjima) dengan istrinya adalah sedekah.”
Para sahabat Rasulullah bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami mendatangi syahwatnya (berhubungan badan dengan istrinya) maka mendapat pahala?
Nabi Muhammad ﷺ menjawab: “Apa pendapat kalian seandainya dia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, bukankah dia mendapatkan dosa. Maka demikian pula jika dia melampiaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia memperoleh pahala.” (HR. Muslim).
Hadits ini menjelaskan bahwa banyak cara untuk berbuat kebaikan. Bila seseorang tidak mampu melakukan suatu kebaikan, maka dia bisa melakukan kebaikan lainnya. Allah SWT juga menyeru agar manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan.
BACA JUGA: Suami Istri Bosan Jima? Lakukan 4 Tips Ini
Hubungan intim, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi), sesuai dengan petunjuk Rasulullah memiliki tiga tujuan. Yaitu memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia, mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya, dan meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.
Ulama salaf mengajarkan, “Seseorang hendaknya menjaga tiga hal pada dirinya: Jangan sampai tidak berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan mengalami kesulitan; Jangan sampai tidak makan, agar usus tidak menyempit; dan jangan sampai meninggalkan hubungan seks, karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.” Allahu alam. []