SEORANGÂ gadis pernah bertanya padaku tentang ustadzah, sahabatku sendiri. Ia begitu anggun, wajah serta matanya teduh, memiliki kelembutan dalam bertutur kata. Serta mampu menyihir sesiapa yang membenci, menjadi jatuh cinta.
Kujabarkan beberapa rahasia kecantikan ustadzah itu. Bahwa keteduhan mata diperoleh dari upaya dalam menjaga pandangan. Tak hanya pada lelaki non mahrom, tapi juga hal yang membangkitkan nafsu atau pikiran kotor. Wanita berpakaian seksi misalnya.
Beliau memiliki kulit bersih, wajah teduh bercahaya, sebab senantiasa berusaha menjaga wudhu. Baik di dalam atau luar rumah.
Tetap berwudhu meski berulang kali batal karena terpaksa buang gas saat masuk angin. Belajar istiqomah, katanya. Agar ketika malaikat Izrail mencabut nyawa, ia dalam keadaan suci dan berharap husnul khotimah.
Usai shalat malam, beliau berusaha istiqomah membaca Al-Qur’an sampai adzan Shubuh berkumandang, meski seringkali dalam kondisi terkantuk-kantuk. Hal ini bisa melembutkan tutur kata serta hati. Karena lisan terbiasa lebih banyak mengucapkan kalam-Nya.
Maka akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, istighfar diucapkan sebagai dzikir harian. Menjadi kebiasaan saat sedang bekerja, menunggu antrian atau kemacetan, serta berinteraksi dengan orang lain. Maka akan ada banyak keberuntungan diperoleh dari kebiasaan baik ini. Mengenai isighfar, bukankah Allah telah berfirman dalam surat Hud ayat tiga?
Dan hendaklah kamu memohon maghfiroh pada Tuhan kamu kemudian bertobatlah pada-Nya, niscaya Dia akan memberimu kenikmatan yang baik sampai waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada setiap pemilik keutamaan, keutamaannya.
O iya satu lagi. Semakin syar’i kerudung seorang perempuan, maka kecantikannya tiada berbatas. Dan anggun akan selalu tampak dari rupa serta akhlak. Inilah sebenar suci yang tampak pada wajah wanita.
Inilah rahasia kecantikan sang ustadzah. Tapi segala yang diperoleh hanyalah bonus dari Yang Maha Kuasa saja. Pada dasarnya, alangkah jauh lebih baik bila segala niat melakukan kebaikan hanyalah untuk mendapat ridho-Nya. Serta berusaha istiqomah dalam perjalanannya. []
Yogyakarta, 22 Safar 1437 H
Ova Laela Muttaqiyah, adalah pemilik akun jejaring sosial Muqoddasah. Bergiat di Komunitas Bisa Menulis (KBM), karyanya telah dimuat di beberapa antologi.
Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri. Â