ALI radhiallahu anhu pernah berkata, “Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu menjaga dirimu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu akan bertambah jika disebarkan manakala harta akan berkurang jika dibelanjakan. Para ulama itu akan tetap hidup selamanya meskipun jasadnya tidak ada dan ajaran mereka itu selalu diingat di dalam hati”.
Benarlah firman Allah dalam wahyu-Nya kepada Baginda Nabi SAW, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah ; (2) Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah; (3) Yang mengajar manusia melalui penadan tulisan; (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)” (QS. Al-Alaq. Ayat 1-5)
BACA JUGA: Cara Ibnu Abbas Mendapatkan Ilmu
Begitulah kehebatan wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kita ambil contoh kisah wahyu pertama Rasulullah.
Walaupun Nabi Muhammad SAW berulang kali mengatakan bahwa ia tidak bisa membaca, Jibril tetap menyuruh beliau melafazkan ayat tersebut.
Inilah simbol yang perlu kita pahami. Tiada alasan untuk tidak menuntut ilmu. Sedangkan Nabi SAW yang ummi (buta huruf) pun disuruh membaca, apalagi kita yang hidup di zaman teknologi serba canggih.
Sekarang mari kita pikirkan sejenak. Nabi SAW adalah seorang buta huruf sejak ia dilahirkan. Semua masyarakat Mekah mengetahui hal ini. Ironisnya, ketika di Gua Hira, Jibril menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Aneh bukan? Maha Suci Allah yang lebih mengetahui akan Hamba-Nya.
Mengapa? Inilah hikmah yang tersembunyi. Untuk sukses dunia dan akhirat kita tidak dapat lari dari menguasai ilmu. Bagaimana cara untuk mendapatkan ilmu? Jawabannya pasti, yaitu dengan MEMBACA.
Jadi, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus dengan niat dan tekad yang kuat, menjadikan kegiatan membaca ini sebagai amalan setiap hari.
Membaca bukan lagi hobi, karena hobi diakukan secara musiman dan hanya untuk mengisi waktu luang. Membaca haruslah menjadi rutinitas harian untuk menjadikan kita masyarakat yang berilmu dan maju.
BACA JUGA: Penuntut Ilmu harus Bisa Menjaga Lisan dan Tulisannya
Telah kita ketahui, dengan amalan membaca kita dapat menambah banyak ilmu. Cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita menangani/menyelesaikan suatu masalah menjadi bijak, apabila kita menjadi seorang yang berilmu pengetahuan.
Tetapi, pastikan bahwa bahan bacaan yang kita baca yaitu dari bahan ilmiah seperti buku motivasi, soal tanya jawab agama, manajemen keuangan, dan ilmu-ilmu lain yang memberi nilai tambah dalam kehidupan harian kita. Hindarkan diri dari berlangganan majalah yang berisi gosip, bacaan-bacaan khayalan, dan yang berbentuk mistik. []
Sumber: Kaya Dunia Akhirat dengan Amalan 1 SAAT/Rafizam Mohamed/PT Buku Pintar Indonesia/Maret 2015