ALQURAN merupakan kitab suci umat Islam. Di mana segala kehidupan di dunia ini telah diatur di dalamnya. Kitab inilah yang menjadi kitab terkahir, sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Tapi, mengapa di zaman Rasulullah, isi Alquran tidak ditafsirkan seluruhnya?
Alquranul Karim diturunkan dalam waktu dua puluh tiga tahun, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan pelita yang menerangi bumi.
BACA JUGA:Â Disebutkan dalam Alquran dan Hadis, Inilah 7 Dosa Besar yang Membinasakan
Menganai tafsir ini ada dua pendapat.
Golongan pertama berpendapat bahwa tafsir Alquran di masa Rasulullah SAW adalah yang terakhir dan tidak boleh diubah, atau ditambah dengan pendapat dan pikiran baru yang mungkin akan terbukti salah sesudah puluhan tahun.
Golongan kedua berpendapat bahwa Alquran mengandung dua sumber atau bagian. Yang pertama adalah soal-soal fardhu yang diwajibkan agama dan hukum-hukum. Dalam hal ini apa yang ditafsirkan di masa Rasulullah adalah pasti, tidak boleh diubah sampai hari kiamat.
Adapun yang kedua ialah mukjizat Alquran. Bertambah maju ilmu pengetahuan dan akal manusia, bertambah pula ungkapan kandungan Alquran. Soal ini tidak akan berhenti dan akan terus berkembang, sehingga memungkinkan genrasi mendatang menemukan mukjizat baru dari Alquran yang belum kita ketahui sekarang.
BACA JUGA:Â Kata Alquran, 100 Orang Sabar Mampu Kalahkan 1000 Orang Kafir
Barangsiapa mengingkari kebenaran hukum dan syariat Alquran, dia tergolong kafir. Adapun penafsiran-penafsiran yang berbeda terjadi pada masalah-masalah yang tidak menyangkut keimanan (akidah) dan ibadah serta hukum. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani