TIGA tahun sudah aku berhenti sekolah karena masalah keuangan. Keluargaku tidak mampu untuk menyekolahkanku, dan aku sendiri yang memilih untuk berhenti sekolah. Aku sudah mencoba untuk tidak menyalahkan mereka dan aku bekerja dalam waktu satu bulan setelah berhenti sekolah di sebuah toko kue.
Ini benar-benar sulit bagiku, aku melakukan banyak pekerjaan, mencuci piring, melayani pelanggan, menyapu lantai dan hal-hal lain. Ini menjadi lebih sulit bagiku, karena aku dulu adalah seorang pemalas. Aku selalu pulang terlambat.
Kemudian satu waktu aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanku. Terutama ketika majikanku tidak membayarku dengan benar. Tetapi aku tidak berbicara dengannya tentang hal itu. Pada awalnya aku benar-benar marah dan mencoba untuk berbicara dengannya tentang gaji terakhir yang kuterima. Tapi aku memaafkannya. Ada hal yang aku pelajari. Aku sudah bertemu teman-teman baru karena pekerjaanku, sampai sekarang kami memiliki komunikasi.
BACA JUGA:Â Â Kantong Kue di Bandara
Tapi itu belum berakhir, aku belum bisa mengumpulkan dana untuk bisa sekolah lagi. Aku mencoba melamar kerja ke berbagai tempat, tetapi mereka tidak menerimaku karena kurangnya pengalaman. Aku menangis setiap malam dan aku selalu berdoa kepada Allah SWT agar ia menolongku dari keadaan ini.
Suatu kali aku meminta adikku yang berada di luar negeri untuk membantu studiku. Tapi ia marah kepadaku, ia benar-benar tidak mengerti keadaanku. Dan hatiku serasa akan meledak. Air mata mengalir di wajahku. Aku pikir itu adalah akhir dunia. Aku kehilangan kepercayaan diriku. Aku malu menghadapi teman-temanku yang selalu bertanya mengapa aku belum belajar.
Orang tua sahabatku pernah bertanya, “Mengapa kamu tidak sekolah? Temanmu akan segera lulus dan kamu masih belum sekolah?” Aku tersenyum, lalu mengatakan kepadanya bahwa ‘Allah akan memberikan rizki ini segera,’ tapi aku bukanlah robot aku punya hati. Tentu saja aku terluka ketika aku sampai di rumah. Aku menangis lagi dan lagi. Mengapa mereka tidak menghiburku, malah menghakimiku?
Beberapa bulan aku tidak menemui teman-temanku. Hanya keluargaku yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Aku tidak menjelaskan kepada mereka karena mungkin itu akan menjadi masalah besar. Jadi aku tutup mulut sampai sekarang. Aku menyerahkan diri kepada Allah atas segala sesuatu sampai hari ini.
Sekarang usiaku 19 tahun, aku masih memiliki banyak tantangan kehidupan. Dan waktunya telah tiba di mana aku memutuskan untuk melihat mereka dan berpura-pura aku baik-baik saja sehingga mereka tidak merasa repot-repot memikirkan tentangku. Aku selalu membuat mereka tertawa, dan kadang-kadang mereka berpikir aku gila. Jadi, dengan cara itu aku bisa menyembunyikan perasaanku saat ini, bahkan jika itu menyiksaku.
Menurutku, jika orang benar-benar peduli tentang orang Anda, mereka akan bertanya kepada Anda, tetapi jika tidak, tidak perlu menceritakannya kepada mereka. Aku hanya ingin membiarkan Allah yang memberikan kecukupan kepadaku, karena semuanya terjadi karena suatu alasan.
Aku bahkan tidak tahu apa itu, tetapi aku meminta Allah untuk membimbingku, untuk membantuku memahami rencananya untukku. Aku membiarkan Allah menggunakanku untuk menjadi alat untuk menghibur seseorang. Dan aku pikir itulah bagaimana aku membuat teman-temanku tersenyum, menghibur mereka dan untuk memberitahu mereka aku selalu di sini untuk mereka.
BACA JUG:Â Aku Tidak Akan Membantu Siapapun Lagi
Melalui cara yang ini, aku berterima kasih kepada Allah atas semua karunia-Nya. Bahkan aku bersedia untuk menunggu kesempatan besar, bahwa Allah akan memberikanku kesempatan sekolah lagi. Aku tidak marah kepada siapa pun yang menyakitiku. Tapi dengan cara itu, aku merasakan kehadiran Allah SWT. Untuk memiliki iman pada dirinya. Bahkan dalam kegelapan hidup.
Aku hanya ingin berbagi. Janganlah menilai seseorang dari luarnya saja, karena mungkin dia menderita sakit. Sebaliknya tunjukanlah padanya Anda selalu ada. Dan tidak pernah lupa untuk mendoakan dia. Tidak usah mengeluh. Maka Allah akan memberikan balasaan yang terbaik. []
Sumber: Sunniskyz