IMAN itu manis, ibadah itu manis, taat itu manis, yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang sehat.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa saat kita melakukan ketaatan, kita selalu merasa tidak nyaman? Bahkan merasa sulit untuk
melakukannya?
Bukankah taat itu nikmat?
Shalat itu menenangkan?
Ibadah itu rasanya lezat?
Tapi mengapa seolah menjadi beban yang sangat berat bagi kita?
Jawabannya adalah karena hati kita sedang sakit…
Sebagaimana ketika fisik kita sedang sakit, semua terasa pahit, meskipun sejatinya itu nikmat.
Orang sakit diberi makanan selezat apapun, tidak akan bisa dia nikmati. Karena semua terasa pahit.
Bagi orang sehat, mandi dengan air itu menyegarkan, tapi bagi orang sakit, itu menyiksa dirinya.
Karena dia sakit, sehingga tidak bisa menikmati yang lezat…
Ibnul Qoyim menyebutkan teori pengobatan orang sakit. Teori ini berlaku dalam semua tindakan pengobatan orang yang sakit, baik sakit fisik maupun sakit hati.
Kata Ibnul Qoyim,
Menjaga kesehatan berporos pada 3 hal: [1] Menjaga kekuatan, [2] Perlindungan dari sesutau yang memperparah sakitnya dan [3] Membersihakan sumber penyakit.
Dan para dokter selalu memperhatikan 3 prinsip ini. (Ighatsah al-Lahafan, 1/16).
1. Menjaga Kekuatan
Dalam menjaga kesehatan hati, kita harus memberikan nutrisi bagi hati. Diantaranya dengan banyak berdzikir, banyak mendekatkan diri kepada Allah, banyak belajar agama, dan lain-lain.
2. Perlindungan dari sesutau yang memperparah sakitnya
Kita harus menjaga diri dari kondisi yang memperparah penyakit hati kita. Itulah dosa dan maksiat. Karena dosa dan maksiat adalah noda bagi hati.
3. Membersihakan sumber penyakit
Untuk membersihkan sumber penyakit hati, banyak bentuknya. Bisa bertaubat kepada Allah, memohon ampun atas kesalahan yang kita lakukan, tidak mengulangi kesalahan, dan lain-lain.
Sumber: konsultasisyariah.com