Oleh Achmad Tuqo S. Billah
SUNGGUH aneh. Ketika aturan manusia diagung-agungkan, aturan Allah justru digadaikan. Sungguh aneh, ketika dunia lebih diutamakan, akhirat justru dicampakkan.
Sungguh aneh, Ketika pada kebaikan kita enggan, namun pada maksiat dan keburukan kita tak segan untuk melakukan.
Duh, sungguh sangat aneh, ketika malu tak lagi tersemat, maksiat tak lagi sanggup disekat, taubat tak lagi terucap, Iman tak mampu dirawat, dan Khusyu’nya ibadah tak mampu lagi didapat.
Aduhai
Hidup di akhir zaman memang tidaklah mudah. Ada arus besar dan deras yang mesti dilawan. Namun, apakah kita akan membiarkan diri kita terhanyut? Apakah kita rela apabila kehancuran sebagai ujung dari arus deras itu tidak berusaha dilawan?
Tidakkah kita yakin dengan janji dan jaminan Allah?
Sungguh, segala perintah dan larangan Allah adalah bukti cinta dan rahmat-Nya. Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Kita hanyalah hamba. Atau, apakah kita merasa lebih mengetahui daripada Allah? Innaalillah, perbuatan macam apa itu.
Atau, apakah kita merasa lebih baik dengan melanggar aturan-Nya itu? Allahu akbar, na’udzu billah!
Demi Allah. Apapun alasannya, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasul Saw. Dan seindah-indahnya aturan, maka aturan Allah swt adalah yang terindah.
Sadarilah bahwa Allah lebih cinta dan lebih kasih kepada hamba-Nya dibanding kasih hamba pada dirinya sendiri.
Bukankah tanpa rahmat Allah kita bukanlah siapa-siapa?
Dan bukankah tanpa rahmat Allah kita tidak akan bisa apa-apa?
Jika iya, lantas mengapa kita masih lancang menghantarkan maksiat dan dosa-dosa pada-Nya setiap saat?
Renungkanlah wahai saudaraku. Wallahu a’lam. []