BANYAK hal yang bisa kita renungkan dari alam di sekitar kita. Manusia dan seluruh alam semesta merupakan tanda-tanda keagungan Allah yang nampak di dunia. Dari sana kita bisa memetik ilmu, hikmah, dan memeperkuat keimanan kita kepada allah SWT.
Salah satu hal sederhana dan tampak biasa yang sering kita lihat dari alam sekitar adalah langit dan lautan. Terpikirkah mengapa langit dan laut berwarna biru saat kita melihatnya?
Bocoran dari sains menyebutkan, atmosfer bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfer tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi. Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang seperti merah dan kuning, dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tersebut.
Akan tetapi, warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfer. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru.
Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru. Jika langit tidak biru di siang hari, itu berarti udara berdebu atau berkabut.
Nah, bagaimana ketika matahari terbenam, bukannya langit terlihat lebih menyala, berwarna kuning atau jingga?
Situasi berbeda terjadi ketika langit saat matahari terbenam. Sinar matahari melakukan perjalanan lebih jauh melalui atmosfer Bumi akibatnya warna biru akan tersebar jauh dan warna yang tidak tersebar yakni merah dapat lebih terlihat.
Bagaiamana dengan awan?
Berbeda dengan langit yang umumnya terlihat berwarna biru, awan justru berwarna putih. Matahari merupakan faktor utama mengapa awan berwarna putih.
Awan memiliki komposisi tetesan air bundar kecil, yang terbentuk saat uap air mengembun dari gas ke cairan. Selain itu, ada spektrum elektromagnetik di alam ini.
Matahari memancarkan energi dan manusia tidak dapat melihat sebagian besar energi itu dengan mata telanjang. Manusia hanya bisa melihat spektrum yang terlihat seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Bila warna itu digabungkan, manusia melihat cahaya berwarna putih.
Saat cahaya matahari menembus tetesan awan kecil ini, maka ia terurai. Dengan kata lain, itu didorong keluar dari tetesan ke segala arah yang berbeda.
Tidak seperti hamburan di langit atau lautan, di mana molekul begitu kecil, mereka hanya menyebarkan cahaya biru dan ungu, tetesan air cukup besar sehingga menyebarkan keseluruhan spektrum.
Ada kalanya awan sepertinya tidak berwarna putih, bahkan pada hari yang cerah. Hal ini bisa disebabkan oleh bayangan dari awan lain.
Itulah sebagian kecil ‘misteri’ alam yang jarang kita ketahui, bahkan mungkin tidak kita pedulikan. Namun, sesungguhnya, dibalik itu semua, ada tanda-tanda keagungan Allah SWT yang perlu kita tafakuri. []
SUMBER:
KISAH 1001 FAKTA SAINS TERSUPER DI DUNIA | NIA KAMALADEWI | GRASINDO
SCIENCE-NIBLETS
WEATHER