Oleh : Zulhamdi M. Saad, Lc
MARYAM merupakan sosok wanita yang Allah pilih dan sucikan. Lalu ada pertanyaan yang cukup menggelitik rasa penasaran kita. Kenapa Allah memilih Maryam? Atas dasar apa? Apakah gerangan pilihan itu?
Ayat yang saat ini kita tadaburi berhubungan erat dengan ayat lain, yaitu surat Maryam ayat 16-29.
Ketika Allah SWT memilih sesuatu tentu Ia mengetahui hikmah besar di balik itu. Allah memilih ka’bah menjadi tempat berkiblat kamu muslimin tentu punya hikmah di balik itu. Allah memilih rasul Muhammad SAW menjadi Rasul terakhir tentu karena Allah juga maha mengetahui segala keutamaan buat seorang Rasul-Nya.
BACA JUGA:Â Ketika Nabi Isa Turun ke Bumi
Kata : “Ishthofa” dalam bahasa arab berarti memilih. Dalam ayat 42 ini disebutkan kata ishthofaki sebanyak dua kali. “Dan ingatlah ketika malaikat berkata: Wahai Maryam sesungguhnya Allah telah memilihmu dan mensucikanmu dan memilihmu di atas semua perempuan di alam ini”.
Ada beberapa sebab kenapa Maryam menjadi wanita pilihan, di antaranya:
Pertama: Maryam, ketika masa kecilnya ia adalah sosok yang suka beribadah, ia menghabiskan masa kecilnya di tempat ibadah, ia jugalah yang membersihkan dan merawat tempat ibadah tersebut. Ia seorang yang suka beribadah di dalam mihrabnya.
Kedua : Maryam dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu dari seorang nabi pilihan Allah, yaitu Isa AS. Untuk melahirkan seorang anak yang sholih tentunya dari seorang yang juga shalihah. Dengan kesholihan Maryam Allah memilih dia untuk menjadi ibu dari Isa AS.
Ketiga : Maryam adalah sosok yang sangat taat dan sabar. Kesabaran Maryam terlihat ketika ia harus menerima untuk mengandung Isa AS sampai mengalami masa-masa sulit dan dalam keadaan sendirian ketika ia melahirkan nabi Isa AS.
Keempat: Maryam adalah seorang yang sangat menjaga kesucian dirinya. Dalam surat Maryam ayat 20 disebutkan “Wa lam aku baghiyya” artinya: “dan aku bukanlah seorang yang (baghiyah) berzina”. Sehingga dalam ayat 42 itu juga disebutkan (wa thohharoki) dan mensucikanmu. Maryam adalah sosok seorang wanita yang senantiasa menjaga kesuciaannya.
Oleh sebab itulah ketika Allah telah memilihnya, maka untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah, Allah memerintahkan pada Maryam dalam ayat selanjutnya, ayat 43 : “Ya maryamu uqnutii lirobbiki wasjudii warka’ii ma’ar rooki’in”. Artinya: “Wahai Maryam tunduklah pada perintah Tuhanmu, dan sujudlah serta rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”.
Inilah hikmah agung di balik ayat ini, ketika seorang hamba telah dipilih untuk berada dalam sebuah kenikmatan yang luar biasa agung ini, yaitu islam dan iman, hendaklah dapat diwujudkan dengan rasa syukur berupa pengabdian yang sesungguhnya kepada Allah SWT. Betapa banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada kita kaum muslimin dan muslimah.
BACA JUGA:Â Kisah Nabi Isa dan 3 Potong Roti
Kalau dalam konteks ayat ini, Maryam memberikan gambaran kepada kaum muslimah. Tentunya ada hal yang sangat berbeda jauh ketika seorang muslimah yang telah Allah pilih untuk memiliki pengetahuan Islam yang lebih dari muslimah lainnya yang belum ataupun masih sedikit sekali mengenal Islam dan mengamalkan Islam secara benar. Apalagi ketika seorang muslimah telah memantapkan hati dan dirinya untuk bergabung dalam dakwah, memberikan hidupnya untuk dakwah, tentunya ini adalah nikmat luar biasa yang tidak dipilihkan dan diperuntukkan buat semua muslimah. Seorang muslimah yang bercita-cita untuk memuliakan islam adalah sangat penting untuk belajar dari kehidupan Maryam AS.
Tentunya kehidupan seorang muslimah yang telah memiliki pemahaman tentang agama bahkan dakwah akan berbeda dari tampilannya dari mereka yang belum memiliki pemahaman itu. Sikap wanita sholihah adalah tatkala ia tunduk dengan ketentuan Allah untuk menguraikan jilbab menutup auratnya. Menjaga diri, pergaulan, serta kesuciannya. Bersabar dengan ketentuan Allah ketika diamanahi untuk mengandung dan menjadi seorang ibu yang mulia. Serta selalu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan rukuk dan sujud dalam sholat lima waktu dan sholat-sholat sunah lainnya. Ya, berusaha menjadi seperti Maryam ‘alaihassalam tentunya. Wallahualam. []
SUMBER: IKADI