Oleh: Muhammad Satria Andhika
SABAR itu kemampuan yang sangat dinamis, dapat terus menerus di luaskan, asal kita tidak membatasi sabar oleh waktu dan keadaan.
Akan bisa kita buktikan dengan banyak pengalaman yang menguji kesabaran kita, lantas dari pengalaman pengalaman itu lah kita menjadi paham dan mampu merasakan bahwa sabar di dalam diri kita itu ternyata bisa sangat luas, yang saking luasnya sehingga tidak mampu lagi ia dibatasi oleh pikiran kita, itulah saat diri kita sedang belajar menjadi sabar, bukan lagi sekedar mengetahui tentang sabar.
BACA JUGA: Kemenangan Bagi Orang yang Bersabar
Bapak: “Ini contoh kecil saja, ingat waktu dirimu masih SD, ada temanmu yang meledek karena kamu ga suka jajan dan memilih bawa bekal makanan buatan mama mu, membuat dirimu pulang dalam keadaan kesal. Apa sekarang diri mu masih memikirkan hal itu? Tidak bukan? Artinya kesabaran mu sudah bisa ditingkatkan seiring naiknya tingkat kesadaran dalam berjalannya waktu.
Masalah yang dulu kamu anggap besar, sekarang sudah bisa diri mu lihat bahwa itu sama sekali tidak besar, karena penempatan sudut pandang mu sudah jauh lebih baik terhadap masalah itu dibandingkan dulu saat peristiwa nya terjadi.
Jadi kalau misalnya sekarang diri mu masih juga marah kepada seseorang atas peristiwa yang sudah terjadi bertahun tahun di belakang, masih juga belum bisa memaafkan diri nya, artinya apa Nak?”
“Artinya kesadaran saya belum lah bertumbuh, sudut pandang saya atas masalah itu belum tepat, dan kesabaran saya pun belum lah luas, pak”
BACA JUGA: Bersabarlah dan Tetap Tersenyum
“Nah, kalau sudah bisa berpikir begitu, maka sekarang lantas sebenarnya siapa yang masih harus dibenahi?”
“Saya, diri saya sendiri.”
“Jadilah orang yang sabarnya tidak berbatas nak, sehingga pertolongan Allah pun pada dirimu tidak kamu batasi dengan ketidaksabaranmu.” []