TELAH kita ketahui bahwasanya Allah adalah Tuhan yang patut kita sembah. Dia-lah yang menciptakan alam semesta ini termasuk diri kita. Dia bisa melihat segala sesuatu walau yang tersembunyi sekali pun. Namun, mengapa kita tidak bisa melihat Allah?
Salah satu keagungan dan kebesaran Allah ialah kita tidak mampu melihat-Nya, karena kalau Allah bisa kita lihat, tentu Dia bukan Tuhan.
BACA JUGA: Sakit, Takdir Allah?
Sesuatu yang dapat dilihat dengan mata dan terjangkau oleh akal manusia berarti dapat dikuasai. Bukan Allah yang menguasai manusia, tapi justru manusia yang menguasai Allah.
Allah SWT berfirman, “Allah memberi cahaya kepada langit dan bumi,” (QS. An-Nur: 35).
Dari cahaya timbullah sinar. Sinar tidak dapat dilihat, tetapi karena adanya sinar, manusia bisa melihat apa-apa yang ada di sekeliling dengan terang. Jadi, “tidak dapat dilihat” (ghaib) adalah bukti kebenaran ketuhanan Allah.
Jangankan kita, sebagai manusia biasa, Nabi Musa AS pun yang diberi kelebihan oleh Allah tidak mampu untuk melihat Allah. Berikut kisahnya, ketika Nabi Musa ingin melihat Allah.
BACA JUGA: Saudaraku, Allah Membagi Rezeki tapi Kita Tak Terbagi?
Allah SWT berfirman, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa, ‘Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu.’ Tuhan berfirman, ‘Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku tapi lihatlah ke bukit itu, jika ia tetap di tempatnya (seperti sedia kala) niscaya kamu dapat melihat-Ku.’ Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung hancur luluh dan Musa pun jatuh pinsan. Setelah Musa sadar kembali dia berkata, ‘Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman’,” (QS. Al-Araf: 143).
Itulah alasan mengapa kita tidak dapat melihat Allah. Sampai kapan pun dan di mana pun kita mencari, walau itu harus ke luar angkasa, tak akan pernah kita melihat Allah. Kita hanya perlu yakin adanya Allah. Karena tak mungkin ada kehidupan jika tidak ada yang menghidupkan. Dan hanya satu yang dapat melakukan itu, yakni Allah SWT. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani