JIKA kita ditanya oleh seseorang mengenai jumlah Tuhan dalam Islam, pasti akan menjawab ada satu. Karena kita berlandaskan pada Alquran, yang salah satunya terdapat dalam surat al-ikhlas, bahwa Allah itu Esa. Tapi, bila ditanya kenapa biasanya kita cukup sulit untuk menjawabnya.
Dalam menjawab hal demikian perlu adanya permainan akal. Karena bila hanya berlandaskan pada Alquran dan sunnah tentunya orang-orang yang ingin menggoyahkan keimanan kita akan terus mencuci pikiran kita. Hingga kita bisa saja terperangkap, hingga jatuh ke lubang yang salah.
BACA JUGA: Bagaimana Islam Memandang Buruh?
Mari kita mulai bermain logika. Bila kita mempunyai Tuhan lebih dari satu pasti akan memiliki perbedaan satu sama lain. Coba kita pelajari dari setiap ciptaan-Nya. Walaupun dikatakan kembar, pastinya akan memiliki perbedaan satu sama lain. Begitu pula bila kita analogikan kepada Tuhan.
Misalkan bila Tuhan itu ada dua, maka di antara mereka pasti terdapat perbedaan. Sehingga masing-masing Tuhan akan dibatasi oleh ruang dan waktu. Karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda. Sedangkan seharusnya Tuhan itu Maha Segalanya.
Selain itu, bila Tuhan ada dua dan memiliki perbedaan, maka di antara perbedaan itu akan tercipta jarak di antara keduanya. Karena tidak mungkin dua hal yang berbeda di satukan secara berdempetan. Seperti halnya kita duduk berdampingan satu sama lain, pasti akan tercipta jarak walau itu tidak terlalu lebar.
Maka dari itu, pasti akan ada ruang yang kosong di antara Tuhan satu dengan Tuhan yang lainnya. Nah, yang menjadi pertanyaan ialah siapa yang akan mengisi ruang kosong itu? Pasti memerlukan Tuhan yang lain, dan pastinya juga akan menciptakan ruang kosong yang lebih banyak lagi. Hal ini menandakan bahwa Tuhan yang seperti itu bersifat lemah. Sedangkan yang kita kenal sebagai Tuhan itu Maha Kuat dan Maha Sempurna. Apakah kita mau menyembah yang lemah?
Itu bila Tuhannya berbeda dengan Tuhan yang lain, tapi bila keduanya memiliki persamaan seutuhnya sama, maka mengapa harus ada Tuhan lebih dari satu? Misalnya, bila Tuhan satu itu Maha Adil dan yang satu lagi pun sama. Pokoknya tidak memiliki perbedaan satu pun, ya kembali kepada semula, mengapa kita harus menyembah dua Tuhan sedangkan mereka memiliki persamaan? Satu Tuhan pun sudah cukup memenuhi segalanya.
BACA JUGA: Apakah Kecerdasan Buatan (AI) Bertentangan dengan Ajaran Islam?
Itulah cara logika kita berpikir untuk menjawab pertanyaan dari orang-orang yang memang ingin menggoyahkan keimanan kita. Mungkin di antara kita masih ada yang menyangka bahwa dirinya beragama Islam itu karena faktor turunan saja. Dan ketika diberi pertanyaan demikian, kebanyakan orang menjawab kata orangtua atau ustadz yang berlandaskan Alquran. Sedangkan kita sendiri bingung mengapa harus satu.
Oleh karena itu pergunakanlah akal kita untuk berpikir. Allah SWT menciptakan sesuatu itu pasti memiliki manfaat tersendiri untuk kita. Dan akal merupakan anugerah terbaik yang diberikan untuk manusia yang menentukan derajatnya menjadi tertinggi dibandingkan binatang. Dengan berpikir demikian, kita bisa saja menarik hati orang yang ingin menggoyahkan keimanan kita. Hingga dialah yang terperangkap ingin memeluk agama Islam. Wallahu ‘alam. []
Disarikan dari Ujang Abidin