ISLAM mengatur segala aspek kehidupan, termasuk memperhatikan kesejahteraan umatnya. Kondisi terbaik atau sejahtera, memungkinkan seorang muslim untuk mengoptimalkan kemampuannya berkontribusi bagi keluarga dan komunitasnya.
Islam telah menunjukkan aspek-aspek tertentu dari kehidupan kita yang membutuhkan lebih banyak perhatian dari kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sebagai seorang Muslim. Ini dikenal sebagai Maqasid Shariah atau The Objectives of Shariah.
Maqasid Syariah adalah pedoman bagi umat Islam untuk memberikan perhatian yang tepat terhadap agama, kehidupan, kecerdasan, garis keturunan, dan kekayaan mereka. Ini adalah kebutuhan yang akan membantu muslim mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia ini maupun di akhirat.
Kegagalan untuk memenuhi salah satu dari kebutuhan tersebut dapat mengakibatkan kekacauan dan ketidakteraturan, tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada orang-orang di sekitarnya.
BACA JUGA: Biar Hidup Barokah, Ini 6 Cara Mengatur Keuangan dalam Islam
Kekayaan termasuk dalam ruang lingkup Maqasid Syariah. Kekayaan yang dimaksud di sini adalah salah satu yang mencukupi kebutuhan dasar hidup. Ini bisa berupa rumah, makanan, pakaian, dan transportasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan sangat berperan besar dalam menopang kehidupan kita sehari-hari, terutama di era saat ini.
Penting bagi muslim untuk mampu mengatur keuangannya dengan baik, menjaga pengeluaran yang sehat dan memanfaatkan kekayaannya secara maksimal.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاء أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَس وَهوم فِيهَس وَهوم
“Jangan mempercayakan hartamu kepada orang yang tidak mampu yang telah Allah jadikan sarana“ penopang bagimu — tetapi beri makan dan lengkapi mereka darinya, dan bicaralah dengan ramah kepada mereka.” (QS An-Nisa: 5)
Islam mengajarkan agar tidak sembarangan menpercayakan kekayaan kepada orang yang tidak mampu bertanggungjawab terhadapnya. Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, segala sesuatu khususnya yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan yang terburuk, apa yang telah direncanakan selama bertahun-tahun tiba-tiba hancur dalam sekejap mata.
Banyak orang kehilangan orang yang mereka cintai karena virus. Paling luas, di mana pun di seluruh dunia, orang terkena dampak finansial. Karena tindakan penguncian, banyak bisnis terpaksa tutup dan berhenti berjalan. Covid-19 memiliki efek luar biasa pada ekonomi global dan mata pencaharian, menempatkan orang-orang yang sudah berada dalam situasi sulit ke posisi yang lebih sulit dengan penghematan dan pemotongan gaji.
Menjadi tidak stabil secara finansial tentunya tidak menyenangkan. Maka, jangan pernah menyerah dan terus lah berusaha untuk selalu selangkah lebih maju dari kurva dan bersiap menghadapi situasi yang tidak terduga. Ini hanya bisa dicapai jika ada upaya untuk mengatur manajemen keuangan yang tepat.
BACA JUGA: Belajar Kelola Keuangan dari Sekarang
Nah, berikut adalah beberapa hal yang dapat diamalkan untuk mengelola keuangan kita sebagai seorang Muslim:
1 Jadilah Muslim yang bertanggung jawab
Diriwayatkan Abdullah bin Umar ra, Nabi saw bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤول عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Masing-masing darimu adalah penjaga dan Anda semua bertanggung jawab (untuk lingkungannya)” (Sahih Al-Bukhari)
Dari Hadis di atas, Nabi SAW memerintahkan kita untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada di lingkungan kita.
Sebagai seorang Muslim yang bertanggung jawab, peran kami adalah memastikan bahwa uang digunakan dengan bijak untuk tujuan yang bermanfaat yang akan menambah nilai bagi negaranya.
Dengan bertanggung jawab, kita dapat menggunakan uang kita sepenuhnya dan memberikan kehidupan yang nyaman bagi keluarga kita. Selain itu, kami dapat mengembangkan tangan kami dengan memberikan kontribusi kepada mereka yang membutuhkan bantuan keuangan.
Bertanggung jawab secara konsisten atas keuangan kita dapat menjadi tantangan, tetapi memikirkan dan memprioritaskan hal-hal penting yang kita butuhkan di masa depan, daripada apa yang kita inginkan, dapat membantu meringankan tantangan dan membuat kita lebih fokus untuk menahan tanggung jawab kita.
2 Hindari pemborosan dan pengeluaran berlebihan
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menyukai tiga hal untukmu dan Dia tidak menyetujui tiga hal untukmu. Dia senang denganmu bahwa kamu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya, bahwa kamu memegang erat tali Allah, dan tidak terpencar; dan Dia tidak menyukai pembicaraanmu yang tidak relevan, pertanyaan terus-menerus dan pemborosan kekayaan.” (Sahih Muslim)
Nabi Muhammad SAW telah secara eksplisit menyebutkan ketidaksukaan Allah terhadap pemborosan kekayaan. Ini karena kekayaan jika dimanfaatkan dengan baik dapat sangat membantu pertumbuhan masyarakat.
Saat ini, kemudahan teknologi menghadirkan e-marketing yang begitu menggoda untuk menghabiskan uang yang tidak perlu. Setiap hari ada obral barang paling trendi.
Tidak salah jika kita sesekali mengikuti trend. Namun, adalah baik untuk memastikan bahwa kita tidak melampaui anggaran keuangan kita sendiri atau berisiko membuang-buang uang untuk barang-barang yang tidak perlu.
3 Bersyukurlah atas apa yang dimiliki
Godaan untuk membeli atau mengganti model gadget atau kendaraan yang lebih baru meskipun yang sudah ada masih berfungsi secara efektif dapat membuat kita membelanjakan uang untuk ‘apa yang kita inginkan’ bukannya ‘apa yang kita butuhkan’.
Sebagai Muslim, kita perlu lebih berhati-hati dan sadar akan tindakan kita. Sebelum merasa atau berasumsi bahwa kita mungkin kekurangan, lihatlah sekeliling kita, lihatlah orang yang kurang beruntung dan renungkan dengan apa yang sudah kita miliki.
Mungkin ini akan membuat kita lebih bersyukur, dan bahkan lebih baik lagi, kita mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh Islam. Sebagaimana dikatakan bahwa ilmu pengetahuan terbaik adalah ilmu yang dipraktekkan.
Allah swt berkata dalam Al Qur’an:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَِنَ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنَ كَفَرْتُمإِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingat) ketika Tuhanmu menyatakan, ‘Jika kamu bersyukur, aku pasti akan memberimu lebih banyak. Tapi jika kamu tidak tahu berterima kasih, pasti hukuman-Ku berat.” (QS Ibrahim: 7)
Singkatnya, memiliki manajemen keuangan yang tepat sangat penting bagi setiap Muslim. Ini tidak boleh diterima begitu saja dan diremehkan. Kelola keuanganmu untuk menjadi Muslim yang kuat secara finansial, karena ini akan memberi sarana untuk membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan keuangan.
BACA JUGA: Tata Cara Mengatur Keuangan Keluarga Dalam Islam
Islam pun mengajarkan bagaimana seorang muslim bersedekah. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh nyata yakni ketika memberi, maka tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah (penerima).
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِل
“Tangan atas lebih baik dari pada tangan bawah. Tangan atas adalah yang memberi dan tangan bawah adalah yang menerima.” (Sahih Al-Bukhari)
Jadi, setelah mengelola keuangan dengan baik hingga stabil secara finansial atau menjadi kaya raya saja tidak cukup. Sebab, tujuannya bukan lah menumpuk harta untuk kepuasan diri sendiri, melainkan memanfaatkannya seefektif mungkin di jalan Allah. Oleh karena itu, sedekah tak boleh dilupakan dalam hal managemen keuangan Islam ini. []
SUMBER: MUSLIM.SG