MAHASUCI Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Salah satu harta peninggalan Rasulullah SAW yang patut kita teladani adalah cara beliau membangun rumah tangga. Rasulullah Muhammad SAW adalah pribadi yang sangat sukses dalam bidang ini.
Beliau merupakan seorang suami yang sangat bertanggung jawab terhadao istri dan anak-anaknya, baik dalam bidang nafkah lahir maupun nafkah batin. Pendek kata, keluarga Rasulullah SAW adalah cerminan keluarga Islami yang benar-benar sakinah, mawaddah, warahmah.
Memang, setiap orang pasti merindukan hidup bahagia dalam sebuah jalinan rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Akan tetapi, untuk mencapai keluarga atau rumah tangga yang diberkahi Allah seperti itu, tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mewujudkannya diperlukan persiapan mental dan ilmu yang cukup. Lebih dari itu, setiap insane juga harus memiliki kesungguhan untuk membangun keluarga yang produktif dan bermanfaat bagi umat.
Dengan demikian, faktor utama yang harus ditanamkan saat mengawali pernikahan adalah meluruskan niat. Niatkanlah menikah sebagai ladang amal. Niatkanlah pernikahan sebagai jembatan untuk mencapai ridha Allah. Janganlah menikah hanya karena terdorong oleh alasan-alasan yang bonafid. Kata-kata seperti, “karena sudah waktunya” atau “karena usia sudah terlalu tua”, tampaknya harus dihilangkan dari kerangka berpikir kita tentang alasan menikah, apalagi hanya karena dorongan hawa nafsu syahwat.
Sekali lagi, niatkanlah menikah semata-mata sebagai jalan untuk menyempurnakan ibadah kita pada Allah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi siapapun yang berkehendak untuk menikah agar lebih sering meluruskan niat terlebih dahulu. Adapun bagi mereka yang sudah menikah, kiranya tidak ada kata terlambat untuk kembali menata ulang kesungguhan diri dalam berumah tangga. []
Sumber: Keluarga Kaya Hati Kiat Efektif Membentuk Keluarga Sakinah/Karya: Abdullah Gymnastiar/Penerbit: Khas MQ