KITA kaum muslimin tentu mengenal Ali bin Abi Thalib. Begitu juga dengan keteladanan Ali bin Abi Thalib sangat penting untuk kita ketahui.
Beliau adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Semenjak kecil beliau hidup diasuh oleh Rasulullah ï·º , karena ayahnya terlalu banyak beban dan tugas yang sangat banyak dan juga banyak keluarga yang harus dinafkahi, sedangkan Abu Thalib hanya memiliki sedikit harta semenjak Rasulullah ï·º masih anak-anak.
BACA JUGA:Â Khutbah Idul Adha; Teladan Nabi Ibrahim as
Rasulullah ï·º mengasuhnya sebagai balas budi terhadap pamannya, Abu Thalib yang telah mengasuh beliau ketika beliau tidak punya bapak dan ibu serta kakek tercintanya, Abdul Muthalib.
Di bawah ini adalah 4 Keteladanan Ali bin Abi Thalib yang harus kita ketahui:
Keteladanan Ali bin Abi Thalib: Ketika Ali bin Abi Thalib Masuk Islam
Keteladanan Ali bin Abi Thalib yang pertama adalah masuk islam, mayoritas ahli sejarah islam menganggap bahwa Ali bin Abi Thalib adaah orang kedua yang masuk islam setelah Khadijah, dimana usia beliau saat itu masih berkisar antara 10 atau 11 tahun.
Hal ini adalah suatu kehormatan dan kemuliaan bagi beliau, dimana beiau hidup bersama Nabi dan terdepan memeluk islam. Bahkan beliau adalah orang pertama yang melakukan shalat berjamaah bersama Rasulullah ï·º .
Keteladanan Ali bin Abi Thalib: Sifat Fisik dan Kepribadian Beliau
Keteladanan Ali bin Abi Thalib yang kedua adalah sifat fisik dan kepribadiannya. Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang memiliki tubuh yang kekar dan lebar, padat berisi dengan postur tubuh yang tidak tinggi, perut besar, warna kulit sawo matang, berjenggot tebal berwarna putih seperti kapas, kedua matanya sangat tajam, murah senyum, berwajah tampan, dan memiliki gigi yang bagus, dan bila berjalan sangat cepat.
BACA JUGA:Â Bercermin pada Manajemen Bisnis Rasulullah SAW
Ali bin Abi Thaib adalah sosok manusia yang hidup zuhud dan sederhana, memakai pakaian seadanya dan tidak terikat dengan corak atau warna tertentu.
Pakaian beliau berbentuk sarung yang tersimpul di atas pusar dan menggantung sampai setengah betis, dan pada bagian atas tubuh beliau adalah rida (selendang) dan bahkan pakaian bagian atas beliau bertambal.
Beliau juga selalu mengenakan kopiah putih buatan mesir yang dililit dengan sorban. Ali bin Abi Thalib juga suka memasuki pasar, menyuruh para pedagang mereka bertakwa kepada Allah dan menjual dengan cara yang ma’ruf.
Beliau menikahi Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah ï·º dan dikarunia dua orang putra, yaitu Hasan dan Husain.
Keteladanan Ali bin Abi Thalib: Keutamaan Ali bin Abi Thalib
Keutamaan Ali bin Abi Thalib sangat banyak sekali. Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi
keutamaan dan keistemawaan beliau. Berikut ini diantaranya:
• Ali adalah manusia yang benar-benar dicintai Allah dan Rasul-Nya
• Jiwa juang Ali sangat melekat di dalam kalbunya, sehingga ketika Rasulullah ingin berangkat pada perang Tabuk dan memerintah Ali agar menjaga Madinah, Ali merasa keberatan sehingga mengatakan, ‘’Apakah engkau meninggalkan aku bersama kaum perempuan dan anak-anak?’’
Namun Rasulullah ﷺ justru menunjukkan kedudukan Ali yang sangat tinggi seraya bersabda, ‘’Apakah engkau tidak ridha kalau kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada kenabian sesudahku.’’ (HR Al-Bukhari dan Muslim).
• Beliau juga adalah salah satu dari sepuluh orang yang telah mendapat ‘’busyra biljannah’’ (berita gembira sebagai penghuni surga), sebagaimana dinyatakan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak.
• Nabi ﷺ telah menyatakan kepada Ali, bahwa tidak ada yang mencintainya kecuali seorang mukmin dan tidak ada yang membencinya, kecuali orang munafik. (HR Muslim)
• Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda kepada Ali,
‘’Engkau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu.’’ (Al-Bukhari)
• Beliau juga sangat dikenal dengan kepandaian dan ketetapan dalam memecahkan berbagai masalah yang sangat rumit.
Keteladanan Ali bin Abi Thalib: Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah
Keteladanan Ali bin Abi Thalib yang ketiga, ketika Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah keempat, situasi dan suasana kota Madinah sangat mencekam, dikuasai oleh para pemberontak yang telah menodai tanah suci Madinah dengan melakukan pembunuhan secara keji terhadap khalifah ketiga, Utsman bin Affan .
Ali bin Abi Thalib dalam pemerintahannya benar-benar menghadapi dilema besar yang sangat rumit, yaitu:
• Kaum pemberontak yang jumlahnya sangat banyak dan menguasai Madinah
• Terbentuknya kubu penuntut penegakan hukum terhadap para pemberontak yang telah membunuh Utsman bin Affan, yang kemudian melahirkan perang saudara, perang Jahal dan Shiffin
• Kaum Khawarij yang dahulunya adalah para pendukung dan pembela beliau kemudian berbalik memerangi beliau
Namun dengan kearifan dan kejeniusan beliau dalam menyikapi berbagai situasi dan mengambil keputusan, beliau dapat mengakhiri pertumpahan darah itu melalui albitrasi (tahkim), sekalipun umat islam pada saat itu masih belum Bersatu secara penuh. []
Referensi: Kumpulan Khutbah/Drs. Hartono A. Jaiz/Darul Haq 2008