KOTA Mekah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Di sana banyak para pengabdi Ka’bah dan pengurus patung serta berhala yang dianggap suci oleh bangsa Arab. Dan sudah menjadi hal yang wajar apabila yang pertama dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah menawarkan Islam kepada orang-orang yang hubungannya dekat dengan beliau. Dengan bijaksana, Rasulullah memulai dakwah secara sirri (sembunyi-sembunyi) agar penduduk Mekah tidak dikagetkan dengan hal yang (bisa saja) memancing emosi mereka.
Sebelum diangkat menjadi Nabi pun, Rasulullah dikenal sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran. Hasilnya, banyak orang yang dari penduduk Mekah yang memiliki kebesaran jiwa menerima kebenaran berita yang dibawa Rasulullah dan merespon baik dakwah beliau, karena memang Rasulullah merupakan orang yang terpercaya.
BACA JUGA: Kisah Salman Al-Farisi Mencari Cahaya Islam
Dalam sejarah Islam, kita mengenal as-Sabiqun al-Awwallun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Di barisan depan terdaftar istri Rasulullah, yakni Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid; disusul mantan budak beliau, Zaid bin Haritsah; keponakan beliau Ali bin Abi Thalib –yang ketika itu masih kanak-kanak dan hidup dalam asuhan beliau– serta sahabat karib beliau, Abu Bakar as-Shiddiq. Mereka semua memeluk Islam pada permulaan dakwah.
Kemudian Abu Bakar, orang yang memiliki nama di kalangan Bangsa Arab, dengan sangat giat mengajak orang-orang untuk mengenal Islam. Ia merupakan sosok yang lembut, luwes, disenangi dan berbudi pekerti luhur. Hal itu membuat orang-orang menerima dakwah Islam yang disampaikan Abu Bakar. Berkat hal itu, masuk Islamlah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah. Kemudian diikuti dengan Bilal bin Rabbah, Abu Ubaidah.
Akhirnya Islam pun semakin tersebar dan mulai diterima dengan baik. Selanjutnya menyusul Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abil Arqam (dari suku Makhzum), Utsman bin Mazh’un –dan kedua saudaranya Qudamah dan Abdullah, Ubaidah bin Harits bin Muthalib bin Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid dan istrinya, Fatimah binti Khattab –saudara perempuan Umar bin Khattab–, Khabbab bin Arat, Abdullah bin Mas’ud al-Huzali serta banyak lagi selain mereka.
BACA JUGA: Debat, Ini Aturannya dalam Islam
Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Dan cara yang dilakukan Rasulullah pun yakni dalam pertemuan dan pengarahan yang beliau berikan karena dakwah ini masih bersifat individu dan sembunyi-sembunyi. []
Sumber: Darussalam 1421 H, Ar-Rahiq al-Makhtum. Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri. Sirah Nabawiyah, Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad, Dari Kelahiran Hingga Detik-Detik Terakhir., hal 93, 94.