Oleh: Rosnaeni
Mahasiswa IAIN Samarinda
Fb: Ukhti Rosnaeni
Ig: @ukhti_rosnaeni
rosneni882@gmail.com
DI zaman sekarang banyak kita temui wanita-wanita milenial yang memiliki keilmuan sangat luas bahkan menguasai berbagai macam keilmuan. Namun sebaik-baik wanita adalah yang selaras antara kepandaian dan keimanannya kepada Allah.
Hal ini mengantarkan memori kita pada sekelumit kisah salah satu shahabiyah yang kepandaian dan kecerdasannya dapat dijadikan cermin teladan bagi muslimah masa kini.
Dialah ‘Asma binti Yazid yang memiliki gelar sang juru bicara kaum hawa pada masa Rasulullah. Nama lengkapnya adalah ‘Asma binti Yazid bin Sakan bin Rafi’ bin Imri’il Qais bin Abdul Asyhal bin Haris al-anshariyah Al-Ausiyyah Rhadiallahu’anha.
BACA JUGA: Aisyah Tak Mau Turun dari Pundak Rasul
Beliau adalah wanita mulia yang berbait kepada Rasulullah dalam bait Aqabah pada tahun pertama Hijriyah.
Di masa awal perjuangan Islam, beberapa perempuan memiliki peran penting, salah satunya Asma binti Yazid yang dikenal sebagai shahabiyah anshar yang memiliki keilmuan sangat luas dan wanita pertama anshar yang masuk Islam.
Dimana awal perjuangan Islam, beberapa perempuan memiliki peran penting. Salah satunya Asma binti Yazid yang dikenal sebagai shahabiyah anshar yang memiliki keilmuan sangat luas.
Ia jugawanita pertama Anshar yang masuk Islam.
Tidak hanya itu beliau juga menyandang gelar seorang ahli hadis yang mulia. Hal ini dipersaksikan oleh Ibnu Abdil Barr beliau mengatakan bahwa Asma adalah wanita yang cerdas dan bagus Agamanya.
Pernyataan ini didukung karena Asma binti Yazid sangat aktif ikut dalam mendengarkan hadits-hadits yang disampaikan Rasulullah saw. Dan sering bertanya terkait persoalan-persoalan yang menjadikan ia paham urusan Agama.
Salah satu keistimewaan dari Asma adalah beliau memiliki kepekaan indera, kejelian perasaan serta kehalusan perasaan. Karena keistimewaan dan kecerdasan yang dimiliki Asma inilah, dirinya dijadikan kepercayaan para wanita zamannya sebagai wakil mereka untuk berbicara kepada Rasulullah tentang perkara yang mereka hadapi.
Pernyataan ini selaras dengan riwayat yang menyebutkan bahwa suatu ketika ‘Asma mendatangi Rasulullah saw. dan bertanya: “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku adalah utusan yang mewakili sejumlah perempuan Muslimah. Seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakana dan mengikuti pendapatku.
“Sesungguhnya Allah telah mengutusmu kepada laki-laki dan perempuan. Kami beriman kepadamu dan mengkutimu. Namun, kami adalah kaum wanita yang terbatas dan lemah. Para wanita selalu duduk di rumah, kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat adalah tempat menyalurkan syahwatnya.
BACA JUGA: Asma binti Abu Bakar Merasa Malu Diminta Naiki Unta Nabi
“Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”
Mendengarkan pertanyaan Asma tersebut Rasulullah saw.menolahkan wajahnya kepada para sahabat dan bersabda, “Apakah kalian pernah mendengarkan kata-kata seorang wanira yang bertanya tentang perkara Agama yang lebih baik daripada pertanyaan ini?”
Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!”
Kemudian Rasulullah bersabda: “Kembalilah wahai Asma, dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara meraka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa menaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.”
“Maka kembalilah Asma sambal bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah saw.” (HR.Muslim)
Waktu terus bergulir, Asma selalu menyampaikan ajaran-ajaran Rasulullah saw. kepada kaum perempuan. Sehingga ia mendapat julukan “sang juru bicara wanita”.
BACA JUGA: Dia adalah Asma binti Umais!
Itulah sedikit kisah sejarah dari salah seorang shahabiyah yang dikaruniai kecerdasan oleh Allah sehingga dengan itu ia menjadi kepercayaan kaum Muslimah pada zamannya dalam menyakan segala macam permasalahan yang mereka hadapi dan ia pun gigih dalam menyampaikan hadits-hadits dari Rasulullah saw. kepada wanita.
Asma berhasil meriwatarkan 81 hadits dari Rasulullah.
Dari kisah Asma di atas, ada beberapa hikmah yang dapat dipetik yaitu tentang bagaimana menjadi perempuan yang shalehah, berani, beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan Rasulullah saw. []