TAK jauh beda dengan suasana menjelang Idul Fitri di Indonesia, tradisi beli baju baru juga dikenal masyarakat Maroko. Anak-anak Maroko menyebutnya Hawayej al-Eid (Baju Lebaran). Apalagi untuk keluarga kurang mampu, Idul Fitri adalah satu-satunya kesempatan bagi ayah untuk membeli baju baru untuk anak-anak mereka.
BACA JUGA: Ketupat, Simbolisasi Hari Raya Idul Fitri Masyarakat Jawa
Pada pagi hari Idul Fitri, anak-anak bangga dengan pakaian baru mereka. Mereka mengunjungi tetangga dan anggota keluarga, makan permen dan kue, dan menerima “Eidiya” (sejumlah kecil uang yang diberikan kepada anak-anak) pada kesempatan tersebut.
Membeli baju lebaran bagi anak-anak pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dianggap salah satu bentuk kepedulian yang nyata dari ibu dan ayah kepada anaknya. Namun, hal ini sangat sulit bagi banyak keluarga yang memiliki banyak anak terkait anggaran yang sudah terbatas.
“Apabila Ramadhan datang di musim panas, kami mencoba untuk menyembunyikan baju baru yang telah kita beli untuk Idul Fitri sehingga anak-anak bisa memakainya lagi pada awal sekolah pada bulan September. Dengan cara ini, kita tidak harus membeli pakaian baru,” kata Halima, seorang ibu dari dua anak perempuan dan satu anak laki-laki.
BACA JUGA: Lima Cara Menurunkan Berat Badan Usai Lebaran
Halima membawa tiga anaknya mengunjungi pasar ramai untuk mencari pakaian yang cocok bagi anak-anaknya dan sesuai anggarannya.
Semakin dekatnya Idul Fitri, banyak toko beralih untuk menjual pakaian anak dan sepatu. Banyak juga penjual dadakan yang muncul dan bersaing dengan toko-toko yang menjual busana. []
SUMBER: MAGHAREBIA