RASULULLAH shalallahu ‘alaihi wasallam memilih hidup sederhana untuk beliau sendiri dan juga untuk semua ahlul bait. Pilihan hidup ini bukan karena beliau tidak bisa hidup mewah, melainkan untuk menjadi contoh dan teladan bagi umatnya, hingga kelak hari kiamat.
Pernah satu bulan, beliau melalui harinya di rumah tanpa adanya nyala api. Rasulullah tetap bermurah hati dengan memperbanyak sedekah, hibah, dan juga hadiah. Pilihan hidup apa adanya ini semata-mata karena untuk menumbuhkan ketulusan dalam mengharap apa yang ada di sisi Allah.
BACA JUGA: Keutaman Istri Nabi Zainab binti Khuzaimah
Secara akidah ataupun syariat, Rasulullah tidak dituntut untuk menjalani kehidupan yang beliau terapkan terhadap diri sendiri dan juga ahlul bait. Segala kebaikan tidak diharamkan dalam akidah dan syariat beliau, beliau pun tidak mengharapkan semua itu tatkala semua harta benda datang di hadapan beliau.
Rasulullah hidup ditemani Ummahatul Mukminin, yang masing-masing dari semuanya memiliki keutamaan. Mereka lah yang senantiasa menemani hidup beliau dan kita yakin bahwasannya semua istri-istri Rasulullah di dunia, akan menjadi istri beliau di Surga. Dan Ummahatul Mukminin adalah ibu kita semua, yang tentunya kita harus mengenal ibu kita sendiri.
Inilah ibu-ibu kita yang harus kita kenali:
BACA JUGA: Istri-istri Nabi Tidak Pernah Naik Haji setelah Rasulullah Wafat
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti Zam’ah
- Aisyah binti Abu Bakar
- Hafshah binti Umar
- Zainab binti Khuzaimah
- Ummu Salamah
- Zainab binti Jahsy
- Juwairiyah binti Harits
- Ramlah binti Abu Sufyan
- Shafiyah binti Huyai
- Maimunah binti Harits
النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…” (QS. Al-Ahzab Ayat 6). []
Sumber: Syaikh Mahmud Al-Mishri. Dzulqa’dah 1437 H. Biografi 35 Shahabiyah Nabi. Jakarta Timur: Ummul Qura.