JAKARTA –Almarhum Sjahruddin Rasul, mantan wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang wafat pada Sabtu (23/12/2017) meninggalkan banyak kenangan dan kesan mendalam selama hidupnya.
Salah satunya diungkap oleh Ketua KPK Laode M. Syarif yang mengenang Sjahruddin sebagai sosok yang sederhana, ulet, dan jujur.
Kata syarif, almarhum Sjahruddin pernah ditolak masuk ke sebuah universitas oleh seorang satpam.
“Akibat kesederhaan beliau, pernah pergi beri ceramah beliau menolak dijemput panitia, dia naik taksi. Sampai di Universitas karena sederhana ditolak satpam,” tutur Syarif mengenang Sjahrudin, seperti dilansir dari Antara.
“Setelah jelas dia narasumber dan komisoner baru boleh masuk,” imbuh Syarif.
Cerita lain yang cukup mengharumkan nama almarhum Sjahruddin adalah tentang dedikasinya di KPK.
“Saya ketemu Pak Panggabean. Beliau dibisiki bahwa almarhum pernah berkata seandainya dalam 6 bulan tidak ada kasus yang dimulai jadi kasus KPK, saya mau mengundurkan diri saja,” ungkap Syarif.
Bahkan, lanjut Syarif, almarhum sempat tidak mau menerima gaji saat setahun pertama dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua KPK.
“Banyak cerita lain, termasuk beliau hampir setahun pertama tidak mau menerima gaji,” ungkap Syarif.
Seperti diketahui, pada periode pertama, KPK dipimpin oleh Taufiequrachman Ruki serta empat wakilnya masing-masing Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Panggabean, Amien Sunaryadi, dan Sjahruddin Rasul.
Sjahruddin dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena almarhum sebelumnya pernah mendapat gelar Bintang Mahaputra Utama.
“Ini bisa jadi teladan bangsa, beliau berhak dimakamkan di tempat ini,” kata Syarif. []