Oleh: Murni Asso
Prodi Perbankan Syariah
STEI SEBI Depok
murniasso585@gmail.com
Pengertian sabar
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sabar ada dua. Pertama, pengertian sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Kedua, pengertian sabar adalah tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.
Sederhananya, pengertian sabar adalah sikap menahan emosi dan keinginan. Sikap sabar adalah adalah kemampuan untuk bertahan dalam keadaan sulit. Kesabaran mungkin melibatkan ketekunan dalam menghadapi penundaan.
Pengertian sabar juga digambarkan sebagai toleransi terhadap provokasi tanpa menanggapi dengan tidak hormat atau kesabaran ketika berada di bawah tekanan, terutama ketika menghadapi kesulitan jangka panjang. Perilaku sabar digunakan untuk merujuk pada sifat karakter yang tabah.
BACA JUGA: 5 Hadits tentang Sabar
Dalam psikologi dan ilmu saraf kognitif, kesabaran dipelajari sebagai masalah pengambilan keputusan. Berlawanan dengan kepercayaan populer, kesabaran bukanlah kebajikan yang dimiliki beberapa orang sejak lahir. Sabar adalah sikap yang bisa dilatih dan dikendalikan.
Dalam Islam, sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-shabru yang berarti tahan. Dari makna kata tersebut dapat dipahami bahwa sabar adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur. Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah SWT.
Sabar adalah salah satu keutamaan hidup terbaik dalam Islam. Melalui sabar, muslim percaya bahwa seorang individu dapat tumbuh lebih dekat dengan Tuhan dan dengan demikian mencapai kedamaian sejati. Ditegaskan pula dalam Islam, bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar, lebih khusus lagi dalam musibah dan penderitaan.
Macam-Macam Sabar
Setelah memahami pengertian sabar, kamu juga perlu mengetahui macam-macamnya. Dalam Al-Quran, dijelaskan bahwa terdapat tiga macam sabar yang perlu diketahui. Ketiga macam sabar ini mempunyai tingkatan tersendiri yang dapat menjadi tolok ukur sikap dari seseorang. Mengutip dari Merdeka, berikut beberapa macam sikap sabar dalam Islam yang perlu diketahui:
a) Sabar kepada kewajiban-kewajiban Allah, yaitu sabar dalam menjalankan setiap perintah dan kewajiban dari Allah SWT.
b) Sabar dari larangan Allah, yaitu sabar dalam berusaha menghindari setiap hal yang dilarang oleh Allah SWT.
c) Sabar terhadap musibah, yaitu sikap sabar dalam setiap menghadapi ujian hidup, terus semangat dan tidak mudah menyerah.
d) Imam Al Qusyairi dalam kitabnya menyebutkan bahwa sabar juga terbagi menjadi dua, yaitu sabar terhadap sesuatu yang sedang diupayakan dan sabar terhadap sesuatu yang ada tanpa diupayakan.
e) Sabar terhadap sesuatu yang diupayakan, merujuk pada sabar dalam menjalankan syariat yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menghindari berbagai larangannya. Sabar ini bisa berupa sabar dalam menjalankan kewajiban ibadah salat di awal waktu, sabar dalam menjalankan amalan sunah, seperti salat dhuna meskipun kondisi ekonomi belum juga membaik.
f) Selain itu juga bisa berupa sabar dalam mendahulukan salat berjemaah, sabar dalam menghindari ajakan teman yang merujuk pada kesenangan semata, sabar dalam menghindari setiap perbuatan yang mengarah ke maksiat.
g) Sabar terhadap apa yang tidak diupayakan yaitu sabar dalam menjaga diri tetap bugar dan berseri dalam menghadapi segala kondisi yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Di mana, terkadang beberapa kondisi yang tidak terpikirkan sebelumnya justru terjadi dan harus dihadapi. Dengan menerapkan sikap sabar, situasi seberat apapun akan lebih mudah dilewati.
BACA JUGA: Inilah 6 Jenis Kesabaran Menurut Imam Al-Mawardi
Keutamaan Sabar
Selain mengenali pengertian sabar, mengenali keutamaannya juga perlu bagi seorang muslim. Keutamaan sabar ini telah dijelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi:
“Jika Allah SWT mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau orang itu sabar, maka Allah SWT akan menjadikannya orang mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah SWT akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa (musthafa).”
Dari hadist tersebut, dapat dipahami bahwa terdapat dua golongan orang dalam menghadapi ujian hidup, yaitu orang yang menghadapi dengan sabar (mujtaba) dan orang yang menghadapi dengan kerelaan (musthafa). Dalam hal ini, orang yang menjalani ujian hidup dengan penuh kerelaan hanya tercermin pada sikap Rasulullah ﷺ. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.