MEMANG sudah zamannya, ingin segala sesuatu diperoleh dengan instan; cepat dan berkualitas, termasuk dalam menghafal Al Qur’an.
“Kalau bisa cepat, mengapa harus berlama-lama?”
“Sangat banyak hal dalam hidup ini yang harus kita selesaikan, maka bercepat-cepatlah dalam sebuah urusan, begitu juga halnya dengan menghafal Al-Qur’an.”
“Targetnya hafal berapa juz?” Itu pertanyaan yang sering diajukan oleh para orang tua calon santri pesantren liburan yang sering kami adakan.
“Menghafalnya dengan metode apa, butuh waktu berapa lama untuk khatam?”Itu bentuk pertanyaan lain.
Hilmy, anak pertama kami, sebagai penghafal qur’an berpendapat bahwa berapa lama dan kuat hafalan seseorang sangat tergantung kesungguhan dan lamanya yang bersangkutan berinteraksi dengan Al Qur’an, metode apapun yang digunakan. Dia alumni pondok Darrul Huffaz yang menggunakan metode yang umum digunakan.
Hatif, anak kami yang kedua, bisa memberikan pandangan yang agak berbeda, karena dia menggunakan dua metode dalam menghafal Al Qur’an, pertama metode yang umum digunakan di Indonesia, yaitu berurutan perjuz dan menggunakan metode Turki Utsmani.
Berdasarkan apa yang dialami dan bukti yang dilihatnya, Hatif mengakui bahwa dengan menggunakan metode Turki Utsmani, dengan kesungguhan yang sama, akan hafal dengan lebih cepat.
Tentu saja, untuk hasil yang lebih baik, sebuah metode sangat menarik untuk dipelajari dan diikuti.
Atas dasar itulah, ditambah dengan predikatnya sebagai pemegang sanad 10 qiro’ah, Hatif diundang oleh Lazdai DDII untuk berbagi pengalaman menghafal menggunakan metode Turki Utsmani.
Kebanyakan pesertanya dari kalangan yang tertarik atau sudah terlibat aktif dalam upaya menghafal Al Qur’an, baik para pengajar ataupun para penghafal.
Berikut penjelasan singkat yang saya pahami dari paparan Hatif.
Metode Turki Utsmani telah digunakan lebih dari 600 tahun.
Dengan metode ini, santri bisa hafal qur’an rata-rata maksimal 8 bulan, dengan kualitas mutqin.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum menghafal Al-Qur’an dengan metode ini:
1. Menjaga kebersihan : jasmani (termasuk menjaga kehalalan makanan), ruhani dan tempat.
2.Ta’dzim terhadap Al Qur’an (menyentuhnya dalam kondisi berwudhu, meletakkan di tempat yang baik) dan asatiz/guru.
3. Memahami keutamaan menghafal Al-Qur’an
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum mulai menghafal:
1. Membaguskan makhorijul huruf dan tahsin, agar lebih mudah menghafal dan benar.
2. Memperbanyak tilawah qur’an sampai bisa membaca dengan tartil (membaca dengan tempo lambat/pelan), tadwir(sedang), hadr(cepat)
Keistimewaan metode ini, secara psikologis, kita menghafal hanya 20 halaman. Mengapa bisa begitu? Berikut penjelasannya.
Teknis/urutan menghafal dengan metode Turki Utsmani:
Tahap/putaran satu:
1. Hafalkan halaman 20 dari juz 1, setorkan.
2. Hafalkan halaman 20 dari juz 2, setorkan.
3. Hafalkan halaman 20 dari juz 3, setorkan.
4. Dan seterusnya sampai juz 30.
5. Selesai satu tahapan,disebut satu putaran, hafal halaman 20 setiap juz, harus benar-benar tidak ada kesalahan, karena ini sebagai pondasi. Setelah putaran satu disetorkan semua, kemudian diuji. Setelah dinyatakan lulus, tanpa kesalahan, dilanjutkan menghafalkan putaran kedua.
Tahap /putaran kedua:
1. Hafalkan halaman 19 dari juz 1, setorkan halaman 19 dan 20 dari juz 1.
2.Hafalkan halaman 19 dari juz 2, setorkan halaman 19 dan 20 dari juz 2
3.Hafalkan halaman 19 dari juz 3, setorkan halaman 19 dan 20 juz 3
4.Dan seterusnya sampai juz 30, selesai putaran kedua.
5.Selesai putaran kedua, dilanjutkan putaran ketiga.
Tahap/putaran ketiga:
1. Hafalkan halaman 18 juz 1, setorkan halaman 18, 19, 20 dari juz 1.
2.Hafalkan halaman 18 juz 2, setorkan halaman 18, 19, 20 dari juz 2.
3.Hafalkan juz 18 juz 3, setorkan halaman 18, 19, 20 dari juz 3.
4.Dan seterusnya sampai juz 30, selesai putaran ketiga.
5.Selesai putaran ketiga, dilanjutkan putaran keempat, kemudian putaran kelima.
Setelah selesai setoran putaran kelima, maka disetor ulang putaran 1 sampai dengan 5, kemudian diujikan. Jika lancar, bisa dilanjutkan ke putaran 6, kalau belum lancar, maka dilancarkan dulu.
Setoran ulang dan ujian kembali dilakukan di putaran ke 10, 15 dan 20.
Dari penjelasan di atas kita perhatikan, tidak ada istilah hafalan baru atau hafalan ulang (muroja’ah) yang terpisah, semua jadi satu. Setoran halaman putaran baru sekaligus hafalan halaman sebelumnya dari setiap juz.
Dengan sistem seperti itu, wajar jika hafalannya masuk kategori mutqin.
Satu hal lagi, metode ini hanya cocok untuk yang sungguh-sungguh berniat menghafal 30 juz.
Untuk lebih jelasnya, alangkah baiknya jika ada lembaga tahfidz yang ingin menggunakan metode ini, mengikuti tutorial oleh alumni Sulaimaniyah, Hatif salah satunya, sehingga lebih akurat. []
SUMBER: http://nenysuswati.com/menghafal-al-quran-cepat-dan-mutqin-dengan-metode-turki-utsmani/