TANYA: Benarkah Jika seseorang menghafalkan Alquran a bisa menjadikannya semakin cerdas dan pandai? an apabila jawabannya “tidak”, bagaimana cara agar semakin cerdas di sela–sela belajar dan memelajari hal–hal tentang syariat Islam yang bersumber dari Alquran?
JAWAB: Menumbuhkan kepandaian bagi manusia merupakan salah satu spesialisasi keilmuan dan pembelajaran kejiwaan yang dilakukan di setiap perguruan tinggi, universitas, lembaga-lembaga pendidikan dan pusat-pusat penelitian.
Memiliki kecerdasan yang tinggi merupakan cita-cita bersama bagi kebanyakan para ilmuwan dan peneliti, yang mereka mengerahkan segala potensi dan kemampuan untuk melakukan studi intensif dan penelitian khusus untuk kemajuan hidup manusia.
BACA JUGA: Baru Berusia 4 Tahun, Noor Makki Hafal Quran beserta Nomor dan Posisi Ayatnya
Adapun anggapan hubungan menghafal Alquran dengan bertambahnya kecerdasan bagi penghafal Alquran haruslah disandarkan kepada penelitian ilmiah dan studi intensif yang akurat, yang ujicobanya diberlakukan pada sasaran tertentu dari salah satu mahasiswa tahfizul Quran, lalu dilakukan pemeriksaan tingkat kepandaiannya sebelum dan sesudah menghafal Alquran. Dan yang tentu saja tingkat ketelitiannya sesuai dengan standarisasi tingkat dunia, kemudian dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki kesibukan menghafal Alquran dengan memperhatikan perbedaan umur dan jenjang pendidikan, lalu hasil dari itu semua merupakan sebuah keputusan yang autentik.
Sehingga tatkala kita berbincang dengan banyak kalangan maka perbincangan itu bukan hanya anggapan belaka namun berdasarkan bukti penelitian yang nyata dan jelas, dan kita tidak mengambil hukum berdasarkan sentimentil perasaan. Kita pun juga sudah mendengar bahwa di Al Azhar As Syarif mengadakan penelitian khusus terhadap perkara ini namun sampai sekarang belum ada hasil dan keputusan yang bisa kita jadikan sabagai bahan acuan.
Akan tetapi cukuplah bagi kita di sini untuk mengungkapkan bahwasannya menghafal Alquran dan membacanya merupakan sebab terbesar terhadap kejernihan dan kesucian hati dan juga sebab terbesar bagi keberkahan seorang hamba, dan di sini kita bisa mengambil isyarat dari beberapa ketentuan- ketentuan berikut:
Pertama; Menghafal Alquran merupakan cahaya dari Allah Ta’ala yang ditanamkan kedalam hati hambanya, dan cukuplah apa yang dikabarkan dari Nab SAW: “Bahwasannya pembaca Al Qur’an bagaikan buah limau yang rasanya lezat dan juga harum baunya” (HR Bukhari no.5020 dan Muslim no.797)
dan dari Ibnu Abbas ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
( إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ ) رواه الترمذي (2913) وقال : حسن صحيح . وصححه الألباني في ” صحيح الترمذي “
“Sesungguhnya seseorang yang didalam hatinya kosong dari Al Qur’an maka ia bagaikan rumah yang roboh atau runtuh “ (HR Turmudzi no.2913 dan ia mengatakan : Hadits Hasan Shahih. Dan di Shahihkan oleh Albani dalam “Shahih at Turmudzi”)
BACA JUGA: 10 Keutamaan Penghafal Quran
Kedua; Menghafal Alquran merupakan sarana untuk tadabbur, berfikir dan berangan-angan (tentang Alquran), dan ia merupakan cara terpenting dalam memperoleh pemahaman agama, serta menjadi cerdas dan peka akan hal–hal yang diridhai lalu kemudian diikuti, dan letak hal–hal yang dibenci lalu ditinggalkan.
Ketiga; Alquran al Karim salah satu penyebab kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman seorang hamba di dunia dan akhirat, dan menumbuhkan kecerdasan dan kejeniusan yang tidak mungkin dicapai oleh hati yang lalai yang dipenuhi kesedihan dan kekotoran.
Keempat; Mengambil ibrah dari para cendekiawan dunia pada dekade awal islam, para penghafal kitab Allah dan Sunnah Rasulnya kita bisa menengok para mufassir agung seperti At Thobari, Al Qurthubi, Ibnu Katsir, Ar Roozi, Ibnu Taimiyyah dan yang lain- lainnya, yang ini membuktikan kepada kita betapa mereka adalah seagung- agung dalil atau atas pengaruh hafalan Alquran pada kejeniusan pikiran.
Kelima; Menghafal Al Qur’an Al karim pada hakikatnya adalah membaca dan menelaah secara intensif, banyak para pakar modern ini sepakat bahwa membaca merupakan unsur terpenting dalam menambah kecerdasan bagi para penuntut ilmu, maka bagaimana jika bacaan yang dibaca adalah kalam atau ucapan yang paling mulia, paling baik dan paling suci. Wallahu A’lam. []
SUMBER: ISLAMQA