TANJUNG KARAWANG—Syachrul Anto, penyelam evakuasi Lion Air JT-610 dari Indonesia Diving Resque Team dinyatakan meninggal dunia saat membantu pencarian korban di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat kemarin.
Syachrul diduga meninggal karena dekompresi. Sebelum menyelam, rupanya Syachrul sempat mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya, Lyan Kurniawati. Pesan itu ternyata jadi pesan perpisahan.
Pesan yang diterima sang istri dari almarhum begitu menyentuh. Seolah-olah melukiskankan soal takdir ajal yang menemui para penumpang Lion Air JT610.
BACA JUGA:Â Innalillahi, Seorang Penyelam Indonesia Diver Rescue Meninggal Saat Evakuasi Serpihan Lion Air
Berikut pesan yang dibagikan Syachrul Anto kepada sang istri via WhatsApp.
‘Pagi itu, satu demi satu penumpang mendekat ke pintu pemberangkatan Bandara Soekarno-Hatta. Petugas check in menyambut mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang mendekati takdirnya. Ada yang tertinggal karena macet di jalan, ada yang pindah ke pesawat yang lebih awal karena ingin cepat sampai dan ada juga yang batal karena ada urusan lain yang tiba-tiba.
Tak ada yang tertukar. Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka ditakdirkan dalam suatu perjanjian berjamaah. Takdirnya seperti itu, tanpa dibedakan usiaɉ۪
“Dia kirim ini (pesan WA dari almarhum) sebelum turun (menyelam),” katanya kepada awak media, Sabtu, (3/11/2018). Lyan pada mulanya mengaku tak memasukkan ke dalam hati pesan WA dari suaminya itu.
Namun, entah kenapa. Pada saat yang hampir bersamaan, Lyan juga mengunggah status berisi tentang perasaannya yang berat melepaskan suaminya pergi membantu pencarian korban Lion Air JT610.
“Saya update status di Facebook, kok berat ya melepas dia kali ini. Saya baru sadar, mungkin dia kirim firasat,” terang Lyan.
Syachrul Anto wafat selepas turun ke dasar laut pada Jum’at sore untuk mencari puing-puing pesawat Lion Air JT 610. Syachrul ditemukan pingsan oleh rekannya sesama tim SAR di laut, ia kemudian dievakuasi ke Kapal Pertamina Victory untuk mendapat pertolongan pertama untuk dekompresi.
Sayangnya, ketika Kapal Pertamina Victory merapat di Dermaga JICT 1 dan hendak membawa korban ke RSUD Koja, Jakarta Utara, korban sudah dalam keadaan tidak sadar, tidak ada denyut nadi dan tidak ada nafas.
Dokter jaga IGD RSUD Koja kemudian memeriksa denyut nadi dan nafas korban, dan sekitar pukul 22.30 WIB, korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Tunggu Aku di Jannah
Lyan, istri Syachrul sepertinya sudah ikhlas atas kepergian sang suami. Walaupun kesedihannya itu tak dapat ia sembunyikan kala mengikuti prosesi pemakaman almarhum di Makam Islam tak jauh dari rumah duka di Jalan Bendul Merisi 8 Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu siang, (3/11/2018).
Di dunia maya, Lyan juga mengungkapkan perasaan sedihnya. Di jendela akun Facebook milik suaminya, Syachrul Anto, Lyan menuliskan pesan yang sangat menyentuh.
“Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku…,” tulis Lyan di jendela akun FB suaminya pada Sabtu, 3 November 2018.
“Tunggu aku di jannahNya Insya Allah….terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan. Laa khaula wala kuwwata Illa Billah… Innalilahi wainailaihi rojiun…Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum.”
Syachrul Anto (48) dikenal merupakan penyelam profesional dan tergabung dalam komunitas penyelam berbasis di Makassar. Saat Basarnas memerlukan bantuan profesional dalam penyelaman, tim ini selalu ikut serta, termasuk Syachrul.
BACA JUGA:Â Ini Pesan Terakhir Penyelam yang Gugur Saat Evakuasi Lion Air JT 610
Sebelum bergabung dalam tim SAR Lion Air JT 610, pemegang sertifikat Rescue Diver itu sempat terlibat dalam berbagai kegiatan SAR, baik kecelakaan transportasi maupun musibah bencana alam di Tanah Air.
Seperti saat bencana alam yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, beberapa bulan lalu, serta saat evakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada 2014 lalu di wilayah selat Karimata, Kalimantan Tengah.
“Beliau selalu menawarkan diri menjadi relawan, baik yang menjadi keahliannya (penyelam) maupun bukan. Kemarin bencana di Palu juga ikut selama seminggu,” ujar Lyan. []
SUMBER: VIVA