KISAH nenek Sahnun (60), pemulung yang tinggal di tengah Kota Mataram menjadi pembicaraan di media sosial setelah dirinya menyerahkan uang sebesar Rp10 juta kepada pengurus Masjid Nur Iman untuk berkurban sapi. Momen mengejutkan sekaligus mengharukan itu disaksikan oleh ibu-ibu yang tengah menghadiri pengajian rutin di masjid tersebut.
“Dia langsung spontan saja menyebutkan Rp 10 juta, makanya kita kaget. Dia hanya pemulung kok bisa, ibu-ibu reaksi pada bengong melihat Sahnun memberikan uang senilai Rp 10 juta,” kata Kaling, pengurus masjid Nur Iman, Mataram.
Atas tindakannya yang menginsiprasi banyak orang itu, nenek Sahnun kemudian dihadiahi umrah gratis oleh Nur Rima Al-Waali (NRA) Travel. Biro travel asal Jakarta tersebut menghadiahkan umrah gratis setelah mengetahui kisah nenek Sahnun yang berkurban sapi senilai Rp 10 juta dari uang yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun hasil kerjanya sebagai pemulung.
BACA JUGA: Kisah Nenek Pemulung Kurban Sapi dapat Hadiah Umroh Gratis
Izza dari NRA menyampaikan bahwa hadian umrah diberikan kepada nenek Sahnun karena kegigihan dan upayanya yang keras untuk berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha.
“Pimpinan kami memberikan umrah gratis pada nenek Sahnun, karena tergerak mengingat apa yang dilakukan nenek Sahnun sangat menginspirasi banyak orang. Semoga ini diterima nenek Sahnun,” kata Izza.
Pemberian hadiah tersebut dilakukan di emperan sebuah warung tempat Sahnun menyimpan barang hasil memulungnya. Tadinya hadiah akan diserahkan saat acara pengajian Majelis Ta’lim Nurul Iman, Karang Jangkong. Namun batal dilakukan karena kala itu nenek Sahnun digigit anjing saat memulung botol plastik di lingkungan Cakranegara, Kota Mataram.
“Semestinya hari ini dia harus ke IGD Rumah Sakit Provinsi NTB, Dinas Peternakan dan pertanian Kota Mataram sudah siapkan suntikan anti rabies,” kata Raehan, sahabat dekat nenek Sanhun, Jumat (9/8/2019).
Meski kaki kanannya sakit karena gigitan anjing piaraan warga, Sahnun pantang untuk meninggalkan kerjanya sebagai pemulung. Maka, pihak NRA pun menemui nenek Sahnun di tempatnya menyimpan hasil memulung di emperan toko.
Awalnya nenek Sahnun menolak hadiah umrah gratis tersebut.
“Saya mau bayar sendiri, tabungan saya ndak cukup, mana bisa ke Mekah,” kata nenek Sahnun, Jumat (9/8/2019).
“Mana mungkin, bukan ndak mau, tapi mana mungkin,” imbuhnya sambil keheranan saat diberi hadiah umrah.
Ia kemudian meneteskan air mata tak percaya karena impiannya untuk berangkat ke Mekkah dapat terwujud.
“Mau saya, tapi ndak percaya. Ibu saya sudah meninggal, Bapak saya sudah meninggal, saya mana bisa ke sana, uang siapa?” kata Sahnun.
Nenek Sahnun hidup sebatang kara di Mataram setelah kedua orangtuanya meninggal. Dia juga mengaku sudah lama tidak bertemu dengan keluarga atau kerabatnya yang lain. Sehari-hari nenek Sahnun diketahui bekerja sebagai pemulung.
BACA JUGA: Sisihkan Uang Selama 5 Tahun, Pemulung di Mataram Ini Ikut Berkurban Sapi
Soal alasannya berkurban, nenek Sahnun tak mengungkapkannya. Dia hanya melempar senyuman kecil dengan anggukan yang menyiratkan keikhlasan. Niatnya untuk berkurban tidak ingin diketahui banyak orang.
Sisi lain nenek Sahrun diungkap Haerudin, pengemudi ojek online. Dia bercerita bahwa nenek Sahnun tidak pernah terlihat meminta-minta seperti pengemis.
“Dari dulu nenek ini saya lihat duduk di emperan mal, tapi tidak pernah minta-minta. Kalau dikasih pun dia tidak mau,” kata Haerudin.
Buah dari keikhlasannya, nenek Sahnun akhirnya bisa mewujudkan keinginan yang menurutnya tak mungkin untuk terwujud, yaitu umrah. Nenek Sahnun dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada November 2019 nanti. []
SUMBER: KOMPAS