TURKI—Erkan Ayhan, seorang penjual roti khas Turki tak bisa tinggal diam melihat penderitaan Muslim Rohingya. Meski bukan seorang pejabat atau aktivis kemanusiaan, ia menyindir warga dunia yang seolah ‘bisu’ menyaksikan penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar.
Mengutip Daily Sabah pada Jumat (8/9/2017), Erkan Ayhan yang telah menghabiskan 14 tahun terakhir berjualan simit di jalanan kota Izmit, satu setengah jam perjalanan dari Istanbul dengan mobil.
“Kejam sekali kau dunia! Arakan menangis darah tapi kau tetap tak peduli.” Kalimat ini ditulis
dalam bahasa Turki di belakang baju yang Ayhan kenakan selama menjual roti. Dengan mengenakan baju itu, Ayhan berkeliling berjualan di jalanan kota Izmit, ibu kota provinsi Kocaeli, Turki.
“Saya sampai kehilangan nafsu makan saat Idul Adha ketika mereka (tentara rezim Myanmar) membantai saudara-saudari kita di Rakhine,” kata Erkan dilansir dari Daily Sabah.
Yang lebih mengharukan, Erkan sampai menabung hasil penjualan rotinya selama dua hari yang jumlahnya sekitar 147 lira (sekitar Rp 570 ribu). Uang yang Erkan tabung digunakan hanya untuk menyumbang bantuan kepada Muslim Rohingya lewat organisasi kemanusiaan Turki IHH
“Saya telah memutuskan untuk terus membantu meskipun dunia terdiam. Meski demikian saudara kita di Rohingya tidak akan tertolong jika hanya saya saja yang menolong. Saya harap dunia bisa tergerak untuk menolong saudara-saudari kita di Rohingya,” kata Erkan dilansir dari Yeni Akit.
Menurut laporan Yeni Akit dirinya mengaku tidak bisa tidur setelah melihat gambar-gambar pembantaian Muslim Rohingya yang tersebar di media sosial.
“Saya mengajak seluruh umat Muslim untuk mendoakan Rohingya dan membantu mereka,” kata Erkan dilansir dari Yeni Akit.
Erkan Ayhan memang sering muncul di berita-berita Turki berkat tindakan kemanusiaan yang sering ia lakukan
Sebelumnya ia telah mengumpulkan donasi dari masyarakat demi membantu sebuah masalah nasional. Salah satunya adalah saat perayaan kudeta militer yang gagal di Turki pada 15 Juli lalu, kala itu Erkan menggunakan baju dengan tulisan “Uang dari simit yang terjual akan diberikan pada pejuang 15 Juli.” []