Table of Contents
Malam sebelum hari Raya Idul Fitri seringkali disebut sebagai malam takbiran. Muslim dianjurkan untuk mengisinya dengan dzikir, shalawat, dan takbir. Lantas, apa kata para ulama tentang menghidupkan malam takbiran?
Malam takbiran menyertai masuknya 1 Syawal, momen perayaan Idul Fitri. Pada malam tersebut, gematakbir dikumandangkan untuk menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalani puasa Ramadhan.
BACA JUGA: Ini Bacaan Takbiran Idul Fitri Lengkap dengan Artinya
Nah, saat menyambut Idul Fitri ini, para ulama sepakat menganjurkan setiap muslim untuk menghidupkan malam hari raya, baik Idul Fitri ataupun Idul Adha, dengan membaca zikir, shalat atau ibadah lainnya.
Berikut beberapa riwayat dan keretangan para ulama tentang menghidupkan malam takbiran:
Menghidupkan malam takbiran menurut riwayat Umar bin Abdul Aziz
Dalam sebuah riwayat dikisahkan Umar bin Abdul Aziz berkirim surat kepada Gubernur Bashrah, yang isinya perintah agar menghidupkan 4 malam setiap tahunnya, yaitu awal malam bulan rajab, malam nisfu sya’ban, malam Idul Fitri, dan malam idul Adha. Menurutnya, pada malam-malam tersebut Allah Subhanahu wa ta’ala mencurahkan kucuran RahmatNya yang sempurna.
Menghidupkan malam takbiran menurut Imam Syafi’i
Imam Syafi’i mengatakan doa akan diijabah pada 5 malam utama, yaitu malam Jum’at, malam Idul Fitri dan Idul Adha, malam awal bulan rajab, dan malam nisfu Sya’ban.
Menghidupkan malam takbiran menurut Imam Abu al-Qasim al-Ashbani
Imam Abu al-Qasim al-Ashbahani dalam kitab ‘Targib Wa Tarhib’ meriwayatkan hadis dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan orang yang menghidupkan 5 malam tertentu dengan beragam ibadah, maka ia mesti mendapatkan Surga. Yaitu, malam tarwiyah, malam arafah, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, dan malam nisfu sya’ban.
Menghidupkan malam takbiran menurut Imam Ibnu Majah
Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah meriwayatkan dari sahabat Abu Umamah bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda orang yang menghidupkan malam 2 hari raya, yaitu idul adha dan idul fitri, maka hatinya akan terus hidup ketika hati Manusia mulai mati dan tak berfungsi.
Hadis-hadis tersebut walaupun kualitasnya dhaif/lemah, tapi masih diperkenankan dipraktekan dalam hal Fadail ‘amal, demikian menurut ulama hadis.
Menghidupkan malam takbiran menurut Imam Nawawi
Menurut Imam Nawawi dalam kitab ‘Al-Azkar an-Nawawiyah’ menghidupkan malam malam tersebut dengan cara mengfungsikan mayoritas waktu malam untuk ibadah, walau memang menurut ulama lain, bisa hanya dengan beberapa saat saja dari waktu malam tersebut.
Menghidupkan malam takbiran menurut Syekh Muhammad Hadi bin Abdu as-Sindi
Syekh Muhammad bin Abdul Hadi as-Sindi mengatakan cukup menghidupkan malam hari raya itu dengan melaksanakan sholat tahajud. Karena itu, mari kita hidupkan malam Idul Fitri bersama-sama dengan berbagai ibadah sholat wajib, sunnah, takbir, zikir dan amalan terpuji lainnya. []
SUMBER: SINDONEWS