Oleh: Dr. Husni Musannif, M. Agric. Sc dan Syifa Saputra, M.Pd
Penulis tinggal di Lhokseumawe
syifa.mpbiounsyiah@gmail.com
DI dalam Alquran, manusia sering disebut oleh Allah SWT sebagai pembangkang, manusia sering durhaka kepada Allah SWT. Banyak pertanyaan Allah kepada manusia salah satu diantaranya adalah “hai manusia, apa yang membuat kalian durhaka kepada Tuhanmu”. Jadi Allah bertanya kepada kita selaku manusia, apa yang membuat kita durhaka kepada Allah SWT?
Berbagai macam bentuk pembangkangan yang dilakukan oleh kita selaku manusia diakibatkan karena kelalaian dan kebodohan dalam mengingat Allah SWT. Sehingga di lain ayat, Allah SWT menyebutkan “sesungguhnya manusia itu zalim lagi bodoh”, secara umum manusia itu menzalimi diri sendiri dan bodoh atau dengan kata lain yang sering dikenal dengan jahiliyah. Sehingga jahiliyah itu ada disetiap saat, kapan saja dan dimana saja.
Jahiliyah jika kita terjemahkan adalah kebodohan, tapi kebodohan yang disebut oleh Allah SWT adalah bukan orang bodoh yang tidak bisa baca tulis, bukan orang bodoh yang tidak paham teknologi. Bodoh yang dimaksud oleh Allah SWT adalah orang yang menolak kebenaran, menolak agama yang dibawa oleh rasul-rasul Allah.
Bahkan terkadang sering kita artikan jahiliyah seolah-olah bahwa rasulullah diutus ke bumi untuk mengajari membaca dan menulis. Sehingga ada anak-anak kita yang baru belajar berdakwah memahami bahwa jahiliyah itu adalah bodoh tidak bisa baca dan menulis, bodoh tidak memahami teknologi seolah-olah rasulullah diutus untuk mengajarkan manusia itu bisa membuat mobil, ini pengertian yang salah. Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak manusia, moral manusia yang bejat, dibawah akhlak mulia Rasulullah SAW.
Dengan kata lain, kalau bisa kita katakan bahwa jahiliyah itu zaman ketika rasulullah belum dilahirkan ke bumi ini. Kalau begitu Nabi Luth jahiliyah, Nabi Musa Jahiliyah, Nabi Ibrahim Jahiliyah, tidak seperti itu yang harus kita pahami. Jadi yang harus kita pahami bahwa orang yang tidak beriman di zaman Nabi Luth itu dikatakan jahiliyah dan yang beriman bukan disebut sebagai jahiliyah. Dalam Alquran banyak sekali Allah sebutkan bangsa-bangsa yang hebat, mereka paham teknologi tapi mereka dianggap orang jahiliyah, karena tidak beriman kepada Allah dan Rasul.
Dalam surat fajar disebutkan ada tiga bangsa yang disebut oleh Allah SWT yaitu :
Pertama, Kaum `ad ini adalah umat Nabi Hud as, mereka tidak mau beriman kepada Allah, tetapi mereka adalah bangsa yang hebat (super power) yang ada dizamannya, bangsa yang mampu membangun gedung-gedung tinggi dan tidak ada satu negeripun yang mampu menandingi kehebatan mereka. Jadi mereka bukan orang bodoh, mereka mampu menguasai teknik bangunan.
Kedua, kaum Samad adalah ummat Nabi Soleh, mereka juga kata Allah ummat hebat yang mampu melobangi batu, memahat batu dan tinggal dalam batu.
Ketiga, Firaun yang memimpin mesir dan mempunyai bala tentara yang luar biasa banyaknya, sebagai bangsa yang sangat kuat, tapi karena mereka menolak apa yang dibawa oleh Nabi mereka maka mereka disebut jahiliyah. Jadi kalau kita bilang orang-orang mesir waktu itu bodoh, sampai hari ini karya mereka masih abadi, seperti piramida buktinya.
Piramida dibangun dengan tekologi, sampai hari ini piramida masih kokoh berdiri yang tiada lain adalah hasil dari penggunaan teknologi pada zaman jahiliyah, ilmu kedokteran yang hari ini kita lihat lambang farmasi ular kobra itu adalah karya orang Mesir. Cara pengawetan mayat juga berasal dari bangsa Mesir, bahkan ribuan tahun mereka awetkan mayat-mayat supaya utuh seperti biasa. Itu menandakan bahwa bangsa Mesir menguasai teknik bangunan, ilmu kedokteran dan pengawetan mayat.
Demikian beberapa pandangan perilaku jahiliyah yang kita rasakan bersama dan yang berada ditengah-tengah ummat islam saat ini. Oleh karena itu kita selaku orang tua muslim, harus betul-betul mengarahkan serta mendidik generasi kita untuk tidak terpaut hatinya kepada perilaku jahiliyah agar mereka menjadi ummat yang rahmatan lil `alamin dan kelak juga menjadi penghuni syurganya Allah SWT.
Wallahua`lam bishshawab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.